Sapir Berman, Wasit Sepak Bola Israel yang Nyatakan Diri sebagai Transgender
Kompas dunia | 28 April 2021, 06:23 WIBRAMAT GAN, KOMPAS.TV – Seorang wasit sepak bola Israel menyatakan diri sebagai seorang transgender dan menjadi satu-satunya perempuan dalam liga papan atas olah raga di negara itu.
Sapir Berman mengumumkan pada Selasa (27/4/2021) bahwa dirinya telah menerima dukungan dari keluarganya, serikat wasit setempat dan para pejabat sepak bola Israel dan internasional.
Berman mengatakan, para pemain dan penggemar sepak bola kini sudah mulai menyebutnya sebagai seorang perempuan, bahkan ketika mereka mengeluhkan keputusannya di lapangan sepak bola.
Pada Minggu mendatang (2/5/2021), Berman akan menjadi kepala wasit pada pertandingan antara tim kelas berat Hapoel Haifa dan Beitar Yerusalem. Acara itu akan menjadi acara besar dalam hidup Berman sebagai dirinya sendiri.
Baca Juga: Madrasah Transgender Pertama di Pakistan Berjuang Terabas Sekat Sosial, Budaya, dan Tafsir Agama
“Saya selalu menganggap diri saya sebagai seorang perempuan, sejak usia muda,” ujar Berman, yang lahir dengan nama “Sagi”, pada para wartawan di Stadion Ramat Gan, markas besar Asosiasi Sepak Bola Israel, seperti dilansir dari The Associated Press.
“Saya sadar, masyarakat tidak akan menerima saya, tidak akan memihak saya, jadi selama hampir 26 tahun belakangan, saya hidup seperti ini (sebagai seorang lelaki),” bebernya.
Menurut Berman, terlibat dalam profesi yang didominasi kaum lelaki membuatnya enggan tampil sebagai dirinya sendiri di depan publik. Namun sejak sekitar 6 bulan lalu, “Saya memutuskan untuk keluar dan menunjukkan siapa diri saya, untuk diri saya sendiri, untuk jiwa saya,” ujarnya tersenyum.
Baca Juga: Cegah Nur Sajat Transgender yang Muncul di Masjidil Haram Kabur dari Malaysia, Polisi Sebar Fotonya
Para penggemar dan pemain sepak bola, kata Berman, dengan cepat beradaptasi dan kini memanggilnya dengan sebutan yang dalam bahasa Ibrani berarti perempuan, sebuah perubahan yang dilihat Berman sebagai tanda penghormatan atas keputusannya bertransisi.
Para pejabat sepak bola Israel berdiri di belakang Berman dalam konferensi pers pada Selasa (27/4/2021) yang digelar di dalam ruangan di atas stadion.
“Kami kini punya seorang wasit baru, Sapir Berman,” demikian bunyi cuitan Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) di akun Twitter mereka. “Kami sangat bangga.”
Keputusan Berman untuk keluar dan menunjukkan diri, dan tetap berada di Liga Premier Israel, terjadi ketika orang-orang gay dan transgender tengah mencapai kesuksesan dan penerimaan yang lebih tinggi di beberapa bagian di seluruh dunia.
Baca Juga: Pertama di Bangladesh, Seorang Transgender Dipekerjakan Stasiun TV Sebagai Presenter Berita
Pekan lalu, Caitlyn Jenner – seorang pahlawan Olimpiade, tokoh televisi dan aktivis HAM transgender – bergabung dalam daftar kandidat calon gubernur yang hendak melengserkan Gubernur California Gavin Newsom dari jabatannya.
Pada 2018 lalu, seorang wasit sepak bola Inggris juga mengumumkan diri sebagai seorang transgender. Lucy Clark (49), yang sebelumnya dikenal sebagai Nick, menyatakan, ia berharap dirinya dapat menjadi “sosok pengubah permainan”.
“Hidup tak selalu indah,” kata Clark dalam wawancara via telepon dari kediamannya di London, Inggris. Baru-baru ini, Clark mengoreksi seseorang yang salah mengidentifikasi jenis kelaminnya selama pertandingan, yang tidak berjalan mulus.
“Namun, ini adalah pengalaman positif, karena sebagian besar orang menerima perubahan dan fokus pada sepak bola,” ujarnya.
“Bilang pada Sapir dari saya, mereka akan menerima transformasi dirinya,” ujar Clark. “Saat Sapir melihat namanya dalam program, dan saat Sapir keluar ke lapangan dan komentator mengumumkan bahwa wasit lelaki hari ini adalah Sapir, dia akan melakukannya dengan brilian.”
Namun, beredar kabar meresahkan dan tidak meyakinkan di dunia bagi kaum transgender, terutama di bidang hukum.
Di Amerika Serikat (AS), lima negara bagian telah mengesahkan undang-undang atau memberlakukan kebijakan lain yang membatasi kemampuan remaja transgender untuk berolah raga atau menerima perawatan medis tertentu. Ada protes keras dari para pendukung hak transgender, namun dampak nyatanya hanya sedikit di negara-negara bagian itu.
Baca Juga: Sempat Dilarang Donald Trump, Transgender Diperbolehkan Joe Biden Gabung Militer
Israel secara umum terbilang progresif dalam hak-hak LGBTQ, namun sejumlah pertandingan sepak bola dimainkan di lingkungan konservatif. Pertandingan pada Minggu mendatang yang akan dipimpin oleh Berman dijadwalkan berlangsung di Stadion Sammy Ofer di Haifa, salah satu kawasan paling toleran di Israel.
Sejauh ini, kata Berman, tidak ada masalah dengan para penggemar. Ini, kata Eran Globus, seorang penasehat kebijakan Israel, lantaran masyarakat Israel menerima secara sosial kaum transgender. Kurangnya cemoohan juga berkat dukungan awal dan tegas dari IFA dan institusi sepak bola Israel lainnya.
Baca Juga: Transgender di Panama Kini Boleh Ikut Kompetisi Miss Panama
“Ini merupakan langkah pencegahan sebagai sinyal penerimaan,” kata Globus yang pula mantan ketua Rumah Terbuka Yerusalem Untuk Kebanggaan dan Toleransi. “Tak pernah ada sebelumnya pemain sepak bola yang menyatakan diri sebagai gay. Saya pikir, Sapir akan menjadi pemandu di wilayah batas itu."
Terlepas dari citranya sebagai negara yang masih berjuang dengan gesekan antar agama, Israel merupakan salah satu negara paling progresif dalam bidang hak LGBTQ. Kaum gay dan transgender dapat mengabdi secara terbuka dalam militer Israel.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV