> >

Presiden Chad Terbunuh, Dewan Militer Tolak Negosiasi dengan Pemberontak

Kompas dunia | 26 April 2021, 09:12 WIB
Upacara pemakaman Presiden Chad, Idriss Deby, Jumat (23/4/2021), setelah sempat mengalami luka parah kala melawan pemberontak. (Sumber: Christophe Petit Tesson / Pool photo via AP)

N’DJAMENA, KOMPAS.TV - Dewan militer Chad menegaskan menolak untuk bernegosiasi dengan pemberontak setelah Presiden Idriss Deby terbunuh dalam pertempuran garis depan.

Dewan militer Chad mengambil alih kekuasaan setelah Presiden Deby terbunuh

Pihak pemberontak , yaitu Front Perubahan dan Kerukunan di Chad (FACT), mulai melakukan penyerangan dari Utara meminta agar rezim Deby yang berkuasa 30 tahun berakhir.

Baca Juga: Presiden Chad Idriss Deby Itno Dilaporkan Terbunuh di Garis Depan Pertempuran Lawan Pemberontak

Pihak pemberontak pada Sabtu (24/4/2021), mengatakan mereka siap berdamai untuk membicarakan penyelesaian politik.

Tetapi mereka menegaskan tak mendukung kudeta untuk membawa putra Deby, Jenderal Mahamat Deby berkuasa.

Tetapi sehari kemudian, pihak dewan militer menegaskan tak akan bernegosiasi dengan pemberontak.

Baca Juga: Tentara Lebanon Gagalkan Upaya Penyelundupan 69 Warga Suriah ke Siprus

“Melihat situasi saat ini, hal itu akan membahayakan Chad dan stabilitas dari seluruh wilayah. Ini bukan saatnya bermeditasi atau bernegosiasi,” ujar juru bicara dewan militer Chad, Azem Bermendao Agouna dikutip dari BBC.

“Mereka pemberontak, itu sebabnya kami membom mereka. Kami sedang mengorbankan perang, itu saja,” tambahnya.

Agouna mengatakan sejumlah pemberontak telah kabur ke negara tetangga mereka, Niger.

Ia pun mengimbau kepada pihak otoritas di sana untuk memfasilitasi penangkapan dan memberikan hukuman kepada pemberontak.

Baca Juga: Pembunuh Perempuan Yahudi Yang Hisap Ganja Sampai Teler Tak Bisa Diadili, Rakyat Prancis Protes

Presiden Deby sebelumnya dikabarkan mendapat cedera parah setelah bertempur dengan pemberontak awal pekan lalu.

Pemakaman Presiden Deby dilakukan Jumat (23/4/2021) dan dihadiri Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Dewan militer Chad menegaskan akan mengawasi transisi hingga pemilihan selama 18 bulan.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU