Gunung La Soufriere Kembali Meletus, Warga Asing Dievakuasi Dengan Kapal Pesiar
Kompas dunia | 17 April 2021, 05:17 WIBKINGSTOWN, KOMPAS.TV – Gunung La Soufriere kembali meletus, melontarkan semburan gas dan abu pada Jumat (16/4/2021). Sejumlah warga negara asing yang terjebak di Pulau Saint Vincent yang sejak seminggu lalu terselimuti abu vulkanik, dievakuasi menggunakan sebuah kapal pesiar secara cuma-cuma alias gratis.
Rangkaian letusan Gunung La Soufriere yang dimulai sejak 9 April lalu itu memaksa sekitar 20.000 warga yang berada di kawasan utara Pulau Saint Vincent di Kepulauan Karibia, mengungsi ke tempat-tempat penampungan sementara.
The Associated Press melaporkan, letusan pada Jumat pagi (16/4/2021) bukanlah sebuah letusan besar bila dibandingkan dengan letusan-letusan sebelumnya pekan lalu. Namun, “Cukup besar hingga bisa membuat lubang di awan,” ujar Richard Robertson, peneliti utama di Pusat Penelitian Seismik Universitas Hindia Barat dalam wawancara dengan radio setempat NBC. “Mungkin ketinggiannya mencapai hingga 8.000 meter.”
Baca Juga: Gunung La Soufriere di Karibia Meletus, Warga Yang Mengungsi Naik Kapal Pesiar Harus Divaksinasi
Pada siklus letusan tahun 1902, letusan-letusan susulan terus terjadi dan mengguncang pulau selama berbulan-bulan setelah letusan awal yang menewaskan sekitar 1.700 orang. Pada rangkaian letusan terbaru, sejauh ini belum dilaporkan adanya korban tewas, lantaran pemerintah setempat telah memperingatkan bahaya letusan sehari sebelum letusan benar-benar terjadi pekan lalu.
Sementara itu, sejumlah warga negara Inggris, Amerika Serikat dan Kanada dievakuasi menggunakan kapal pesiar milik perusahaan pelayaran Royal Carribean, Celebrity Reflection dari pelabuhan di Kingstown, ibukota Saint Vincent dan Grenadines. Kapal pesiar Celebrity Reflection dijadwalkan tiba di Dutch Sint Maarten pada Sabtu (17/4/2021).
“Sekarang, kami dievakuasi demi keselamatan kami,” kata Lleah Ransai, seorang pelajar asal Kanada yang menimba ilmu di Sekolah Kedokteran Trinity yang menumpang kapal pesiar Celebrity Reflection.
Baca Juga: Abu Gunung La Soufriere Selimuti Pulau Saint Vincent, Warga Mengungsi Dan Penerbangan Dibatalkan
Kedutaan Besar AS di Saint Vincent dan Grenadines menyatakan, mereka yang menjadi penumpang kapal pesiar harus mengatur kepulangan mereka masing-masing.
Pihak Kedubes AS juga memuat pernyataan resmi dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) yang tidak merekomendasikan perjalanan menggunakan kapal pesiar lantaran risiko penularan Covid-19. Namun, para pengungsi yang sebelumnya memiliki kontak dengan suspek Covid-19, tidak diperbolehkan naik ke kapal. Seluruh penumpang pengungsi diharuskan membawa hasil tes negatif Covid-19 yang dilakukan dalam jangka 24 jam sebelum berangkat.
Sementara itu, ribuan warga setempat terjebak di tempat-tempat penampungan sementara tanpa tahu kapan akan bisa kembali ke rumah mereka.
Baca Juga: Gunung Etna Italia Sudah Erupsi 17 Kali, Semburan Lava Pijar Jelas Terlihat
Levi Lewis (58), seorang pensiunan pegawai negeri sipil dari kota Fancy, mengatakan bahwa letusan gunung La Soufriere membuatnya mengungsi tanpa bekal apa-apa.
“Saya pakai baju bergantian dengan baju yang melekat di badan, karena saya tidak sempat membawa banyak,” ujarnya. “Air minum dan air bersih juga jadi masalah, maka saya harus mengirit persediaan air minum saya. Saya ingin kembali pulang ke rumah.”
Namun, sejumlah warga tetap bersikukuh tak mau mengungsi dan menolak perintah evakuasi.
Raydon May, seorang kondektur bus yang tinggal di Teluk Sandy selama letusan terjadi, berencana tetap tinggal di pulau jika gunung La Soufriere tetap meletus. Ia hendak melindungi properti di lingkungannya tinggal, sambil sesekali keluar zona evakuasi untuk mengambil pasokan air bersih dan makanan.
Baca Juga: Hampir 800 Tahun Tidak Aktif, Gunung Api Fagradalsfjall di Islandia Erupsi
Menurutnya, hujan abu menyelimuti kota selama berhari-hari hingga banyak atap rumah yang runtuh karena beratnya abu.
“Atap rumah diselimuti abu seberat tiga truk pasir!” katanya. “Kami berusaha membantu, tapi kami tak bisa membantu semua orang.”
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV