Pasukan Junta Militer Myanmar Gunakan Granat dan Persenjataan Berat, Lebih dari 80 Orang Tewas
Kompas dunia | 11 April 2021, 15:16 WIBTerbukti sejak kudeta dilakukan dilaporkan sebanyak lebih dari 600 orang telah tewas terbunuh.
Baca Juga: Kesalahan Teknis, Universitas Kirim Surat Penerimaan ke 500.000 Calon Mahasiswanya
Anggota Parlemen yang digulingkan dan duta besar PBB untuk Myanmat pada Jumat telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan terhadap junta militer.
Termasuk memperpanjang sanksi dan memberlakukan embargo senjata dan zona larangan terbang.
Pertemuan PBB juga memperingatkan bahwa Myanmar tengah berada diambang mengalami kegagalan sebagai negara.
Pihak junta Myanmar sendiri menegaskan bahwa apa yang saat ini terjadi di Myanmar merupakan kesalahan dari para pengunjuk rasa sendiri.
Baca Juga: Kota di Negara Ini Ternyata Memiliki Waktu Puasa Ramadhan Terpanjang
Juru bicara junta militer, Zaw Min Tun, mengungkapkan pihak tentara dan kepolisian bertindak keras karena para pengunjuk rasa memblokade para pegawai negeri untuk bekerja.
Selain itu, Min Tun menegaskan para pengunjuk rasa tersebut memancing pihaknya dengan provokasi.
“Demonstran melemparkan batu dan ketapel pada awalnya, namun mereka kemudian memblokade dengan kantong pasir, menembakakkan tembakan buatan sendiri, melemparkan api, bom Molotov,” ujarnya dikutip dari CNN.
Baca Juga: Pangeran Harry Dikabarkan Akan Datang Tanpa Meghan Markle di Pemakaman Pangeran Philip
“Hal itu membuat pihak keamanan harus menggunakan senjata untuk mengahadapi para pengunjuk rasa,” tambah Min Tun.
Ia juga menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan pasukan junta militer adalah menggunakan kekuatan minimum.
“Akan ada kematian saat mereka membubarkan kerusuhan, tetapi mereka tak menembak begitu saja tanpa disiplin,” katanya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV