> >

Apakah Vaksinasi Membatalkan Puasa? Para Pemimpin Islam Dunia Bilang Tidak

Kompas dunia | 10 April 2021, 05:30 WIB
Tanda pembatasan sosial di ruang salat Pusat Masyarakat Muslim Maine di Portland, Maine, Amerika Serikat. Foto diambil pada 7 April 2021. (Sumber: P Photo/Joel Page)

PORTLAND, KOMPAS.TV – Para pemimpin Islam memanfaatkan media sosial dan diskusi perorangan maupun massal untuk menyebarluaskan fakta bahwa menjalani vaksinasi Covid-19 selama menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan, bisa diterima.

Selama bulan puasa yang akan dimulai dalam beberapa hari ke depan, umat muslim di seluruh dunia tidak makan dan minum sejak matahari terbut hingga terbenam. Lalu, apakah vaksinasi terhitung sama dengan menelan sesuatu selagi berpuasa?

“Tidak,” kata Mohamud Mohamed, imam di Pusat Masyarakat Muslim Maine di Amerika Serikat (AS). Ia tengah berupaya meyakinkan umat muslim di masjid Portland bahwa mendapatkan suntikan vaksin bisa diterima, lantaran sejumlah orang bersikukuh pada hal sebaliknya.

“Ada banyak kesalahpahaman dan informasi yang salah yang beredar,” kata Mohamed, yang khusus mengisi khotbahnya pada salat Jumat baru-baru ini untuk mempromosikan vaksinasi. Ia juga menggelar vaksinasi di masjid pada keesokan harinya.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Buka Izin Umrah Pada Bulan Ramadan dengan Syarat Vaksinasi Covid-19

Mohamed dan pemimpin muslim lainnya pun mencari dukungan teologis dari otoritas Islam tertinggi dunia. Ulama tertinggi Arab Saudi, Imam Besar Sheikh Abdulaziz Al Sheikh, dan pemimpin Islam Sunni di Lebanon, Imam Besar Sheikh Abdul-Latif Derian, juga menyatakan bahwa menerima vaksinasi tidak membatalkan puasa.

Namun, tetap saja, isu tentang vaksinasi di bulan puasa menuai perdebatan. Safiya Khalid, seorang anggota dewan kota di Lewiston – sekitar 48 kilometer di utara Portland – menerima banyak sanggahan dari sesama muslim saat mengangkat isu ini di media sosial. Perdebatan bisa diakhiri setelah seorang imam turun tangan.

“Kita butuh lebih banyak komunikasi,” ujar Khalid, yang telah menerima suntikan vaksin dosis pertamanya dan akan menjalani suntikan dosis kedua pada bulan Ramadan. “Anda bisa melakukan ini dan melindungi masyarakat dan keluargamu.”

Namun, kesalahpahaman seputar vaksinasi tetap terjadi. “Sejumlah orang cenderung percaya omong kosong ketimbang fakta,” ujar imam Tahir Kukaj di Staten Island di New York membenarkan. Pada Kamis dan Jumat lalu, masjid yang dikelolanya telah menggelar vaksinasi dan memberikan 1.000 dosis vaksin.

Baca Juga: Fatwa MUI: Tes Swab dan Vaksinasi Covid-19 Tidak Batalkan Puasa Ramadhan

Melindungi yang lain merupakan inti ajaran Islam, kata Kukaj, dan muslim diajarkan untuk melakukan segala cara yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan nyawa. Menerima suntikan vaksin adalah salah satu caranya. “Tentu saja, kita harus menyelamatkan nyawa diri kita sendiri dulu,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press, Jumat (9/4/2021).

Di AS bagian barat, Liga Sipil Muslim Utah bekerja sama dengan Departemen Kesehatan Salt Lake County menggelar dua klinik vaksinasi, termasuk satu klinik drive-through di sebuah masjid, sebelum Ramadan. Kelompok itu juga menggelar pertemuan di balai kota pada Kamis malam (8/4/2021) dengan menampilkan sejumlah imam dan pakar kesehatan sebagai pembicara untuk mendiskusikan masalah vaksinasi dan puasa.

Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran dan mengenyahkan mitos, kata direktur eksekutif liga, Luna Banuri, yang menemukan bahwa banyak anggota masyarakat yang berniat menghindari vaksinasi selama Ramadan.

Baca Juga: Kemenag Tegaskan Panduan Ibadah Ramadan Hanya Berlaku di Zona Hijau dan Kuning

“Saat mulai berpuasa, banyak orang yang berusaha mengenyahkan segala gangguan berpuasa,” katanya. "Bahkan jika mereka percaya bahwa vaksinasi bisa dilakukan selama puasa, yang mereka inginkan adalah tidak jatuh sakit.”

Mengkonsumsi obat-obatan selagi berpuasa bukanlah hal baru. Kaum muslim diperbolehkan tak berpuasa selagi sakit, dan bisa membayarnya kelak setelah Ramadan.

“Jika Anda batal puasa sehari karena efek vaksin, itu tidak berdosa," ujar Ahmed Abdirahman, seorang terapis pernapasan di rumah sakit Portland dan koordinator layanan masyarakat di Pusat Masyarakat Muslim Maine. “Melindungi nyawa adalah tujuan utama dalam Islam.”

Dr. Hasan Shanawani, presiden Asosiasi Kesehatan Muslim Amerika, juga mendorong agar setiap orang divaksinasi, bahkan jika itu berarti menerima suntikan vaksin selama Ramadan.

Sang dokter yang merupakan spesialis paru-paru mengatakan, ia telah menangani ratusan pasien Covid-19 dan menyaksikan secara langsung dampak mengerikan penyakit tersebut.

“Ini bukan keputusan yang hanya berdampak pada diri Anda sendiri,” kata Shanawani di Michigan. “Ini berdampak ke semua orang.”

Percakapan serupa juga terjadi di negara-negara lain.

Baca Juga: Sidang Isbat Awal Ramadan Digelar 12 April 2021

Untuk meyakinkan kaum muslim, Asosiasi Medis Islam Inggris mengedarkan pesan melalui aplikasi WhatsApp: “Sesuai pendapat mayoritas ulama, menerima vaksinasi Covid-19 yang saat ini diijinkan di Inggris tidak membatalkan puasa selama Ramadan.”  

Wakil presiden asosiasi Dr. Wajid Akhter mengatakan, saat ini berkembang pemahaman di kalangan muslim di komunitasnya tentang pentingnya tak menunda vaksinasi karena Ramadan. Namun, bagi yang masih ragu, ia menekankan tentang ancaman Covid-19 yang tak dapat diabaikan.

“Berapa banyak puasa yang akan Anda lewatkan jika Anda kena Covid?! Berapa banyak puasa yang akan hilang jika Anda terpapar dampak jangka panjang Covid?! Dan berapa banyak puasa yang akan hilang jika Anda meninggal karena Covid?!” tanya Akhter beretorika. “Anda tak akan bisa berpuasa lagi.”

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU