Marwa Elselehdar, Kapten Kapal Perempuan Pertama Mesir yang Disalahkan Terkait Insiden Terusan Suez
Kompas dunia | 4 April 2021, 16:51 WIBKAIRO, KOMPAS.TV – Meski Terusan Suez sudah kembali terbuka setelah sempat macet karena kapal kargo Ever Given yang kandas, kabar mengenai Terusan Suez masih terus dicari terutama terkait penyebab Ever Given yang menutup salah satu kanal pelayaran terpenting itu.
Nama Marwa Elselehdar (29), kapten kapal perempuan pertama di Mesir muncul disebut sebagai orang yang disalahkan atas kemacetan di Terusan Suez.
Marwa yang mengetahui namanya beredar di media daring mengaku terkejut kenapa dirinya yang harus disalahkan.
Padahal ketika Terusan Suez terblokade, Elselehdar sedang bekerja sebagai orang kedua yang paling bertanggung jawab dalam komando kapal Aida IV, ratusan mil jauhnya di Alexandria.
Kapal milik otoritas keamanan kelautan Mesir itu, sedang menjalankan misi memberikan pasokan ke sebuah mercusuar di Laut Merah.
Baca Juga: Bagaimana Caranya Kapal Ever Given Dievakuasi di Terusan Suez?
Kapal itu juga digunakan untuk melatih para taruna dari Akademi Sains, Teknologi, dan Transportasi Maritim (AASTMT) Arab, universitas regional yang dikelola Liga Arab.
Kabar burung terkait terlibatnya Marwa Elselehdar di insiden Ever Given ternyata disebabkan oleh tersebarnya berita palsu yang seolah-olah diterbitkan oleh Arab News.
Dalan tangkapan layar berita itu, Marwa Elselehdar disebut terlibat dalam insinden Terusan Suez. Tangkapan layar dalam berita palsu itu merupakan tampilan yang telah diedit dari berita asli Arab News yang menampilkan kesuksesannya sebagai kapten kapal perempuan pertama di Mesir.
Foto tersebut lalu banyak dibagikan di Twitter dan Facebook. Bahkan ada beberapa akun Twitter yang mengatasnamakan dirinya turut menyebarkan klaim palsu bahwa dia terlibat insiden Ever Given.
Melansir BBC, Marwa Elselehdar mengatakan bahwa dia tidak tahu siapa yang menyebar kabar tersebut dan mengapa mereka melakukannya.
Baca Juga: Pentagon Sebut Terusan Suez Sebagai Lokasi Berbahaya, Apa Sebabnya?
"Saya merasa bahwa saya mungkin menjadi sasaran, barangkali lantaran saya perempuan sukses di bidang ini atau karena saya orang Mesir, tetapi saya tidak yakin," ujarnya.
Marwa Elselehdar mengaku, ini bukan pertama kalinya dia menghadapi tantangan dalam industri yang secara historis didominasi kaum lelaki.
Menurut Organisasi Maritim Internasional, perempuan hanya mempunyai 2 persen dalam keterlibatan di dunia kelautan.
Marwa bercerita, dia selalu menyukai laut, dan terinspirasi untuk bergabung dengan armada niaga setelah kakaknya mendaftar di AASTMT.
Walaupun akademi hanya menerima laki-laki pada saat itu, dia tetap melamar dan diizinkan untuk bergabung setelah ada upaya peninjauan hukum oleh Presiden Mesir saat itu, Hosni Mubarak.
Baca Juga: Terusan Suez Kembali Beroperasi Setelah Kapal Kargo Raksasa Ever Given Bebas dan Kembali Mengapung
Selama studi, Elselehdar mengatakan dia sangat sering menghadapi seksisme.
"Di atas kapal, mereka semua para pria lebih tua dengan mentalitas yang berbeda, jadi sulit menemukan orang-orang yang berpikiran sama untuk diajak berkomunikasi," katanya.
"Sangat menantang untuk melalui semuanya sendirian dan dapat mengatasinya tanpa mempengaruhi kesehatan mental saya."
"Masyarakat kita masih tidak bisa menerima gagasan bahwa perempuan dapat bekerja di laut, jauh dari keluarganya, untuk waktu lama," tambahnya.
"Tetapi ketika Anda melakukan apa yang Anda sukai, Anda tidak perlu meminta persetujuan semua orang."
Baca Juga: Kapal Ever Given Terjebak di Terusan Suez, Ekspor Impor RI Terganggu
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV