Ditemukan Koin Arab Kuno yang Diyakini Dapat Ungkap Pembajakan Kapal Jamaah Haji Ratusan Tahun Silam
Kompas dunia | 2 April 2021, 12:45 WIBWARWICK, KOMPAS.TV - Sejumlah koin kono ditemukan di bawah kebun buah rekreasi, tempat masyarakat umum bisa datang dan memetik sendiri buah yang mereka inginkan. Kebun yang terdapat di pedesaan Rhode Island, Amerika Serikat (AS), ini ternyata memendam koin Arab kuno.
Koin kuno ini diyakini dapat mengungkap kasus yang terjadi lebih dari 300 tahun lampau. Kisah bajak laut Inggris yang menjarah kapal muslim yang baru pulang menunaikan ibadah haji, yang hingga kini masih menyimpan misteri.
Alkisah pada sekitar tahun 1600-an, bajak laut Inggris menjadi penjahat yang paling dicari di dunia. Mereka menjarah kapal muslim yang baru pulang menunaikan ibadah haji dari Mekah menuju India.
Namun, pada saat itu, bajak laut lolos dari penangkapan dan hilangnya sang kapten bajak laut Henry Every masih belum terungkap hingga saat ini.
Baca Juga: Dinner Di Kapal Bajak Laut, Pirate Dinner Cruise
“Ini adalah sejarah baru dari kejahatan yang hampir sempurna,” kata Jim Bailey, seorang sejarawan dan pendeteksi logam yang menemukan koin Arab dari abad ke-17 tersebut.
Koin kuno itu ditemukan dalam keadaan utuh dan merupakan salah satu koin tertua yang pernah ditemukan di Amerika Utara.
Bailey kemudian menceritakan tentang bagaimana Kapten Bajak Laut Every bagaikan lenyap tertiup angin dan lolos dari penangkapan.
Pada 7 September 1695, kapal bajak laut bernama ‘Fancy’ yang dikomandani oleh Every, menyergap dan menangkap Ganj-i-Sawai, yang merupakan kapal kerajaan milik kaisar India Aurangzeb. Kaisar India saat itu merupakan salah satu orang terkuat di dunia.
Kapal Ganj-i-Sawai tidak hanya membawa para jemaah haji, tetapi juga membawa emas dan perak senilai puluhan juta dolar.
Kemudian kapal ini dirampok dengan aksi pembajakan yang paling keji sepanjang masa.
Catatan sejarah mengatakan, kelompok bajak laut Inggris menyiksa dan membunuh para pria di atas kapal dan memperkosa para wanita. Mereka kemudian melarikan diri ke Bahama, yang merupakan surga bagi para bajak laut.
Kemudian kabar tentang kejahatan mereka menyebar dengan cepat. Raja Inggris William III ditekan oleh raksasa perdagangan, India and East India Company, untuk segera menemukan para pembajak laut. Perusahaan ini bahkan menawarkan hadiah besar bagi orang yang bisa membawa kepala para bajak laut.
"Jika Anda cari di Google tentang 'perburuan pertama di seluruh dunia', maka akan muncul nama Every. Saat itu, semua orang mencari orang ini,” ujar Bailey seperti dikutip dari the Associated Press.
Sampai sekarang, sejarawan hanya tahu bahwa Every akhirnya berlayar ke Irlandia pada tahun 1696, di mana jejaknya kemudian menjadi hilang.
Namun Bailey mengatakan, koin kuno yang dia temukan dapat menjadi bukti bahwa Every sebelumnya pernah pergi ke Amerika. Di sana dia menggunakan koin hasil penjarahan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka selama dalam masa pelarian.
Koin seperti ini sebelumnya pernah ditemukan Bailey pada tahun 2014 di Sweet Berry Farm di Middletown, AS. Saat itu dia menggunakan detektor logam di atas tanah dan mendapatkan sinyal.
Bailey menggali tanah dan kemudian menemukan koin kuno tersebut. Awalnya, Bailey menyangka koin yang ditemukannya merupakan koin Spanyol atau koin yang dicetak oleh koloni Teluk Massachusetts.
Namun ketika dia melihat lebih dekat, dia melihat tulisan Arab dalam koin itu. Jantung Bailey berdetak kencang, dia kemudian membatin, “Ya Tuhan!”.
Penelitian kemudian memastikan bahwa koin kuno itu dicetak pada tahun 1693 di Yaman. Fakta ini menimbulkan pertanyaan: tidak ada bukti para penjajah Amerika ketika itu pernah melakukan perjalanan ke Timur Tengah.
Lalu dari manakah koin Arab kuno ini berasal?
Baca Juga: Serunya Makan Malam Di Kapal Bajak laut
Sejak saat itu, pendeteksi lain telah menemukan 15 koin Arab dari era yang sama. Sebanyak 10 koin ditemukan di Massachusetts, tiga di Rhode Island dan dua di Connecticut.
Satu koin lagi ditemukan di North Carolina, di mana catatan menunjukkan beberapa anak buah Every pertama kali merapat ke daratan di wilayah ini.
"Sepertinya beberapa kru Every menetap di New England dan berintegrasi," kata Sarah Sportman, arkeolog dari Connecticut, tempat salah satu koin ditemukan pada tahun 2018.
“Ini hampir seperti skema pencucian uang,” katanya.
Kemudian diperkirakan, Every bersembunyi di New England dan menyamar sebagai budak. Profesi ini muncul di New England pada tahun 1690-an. Dalam perjalanan Every ke Bahama, dia bahkan berhenti di pulau Reunion Prancis untuk mendapatkan beberapa tawanan. Kemudian dia meniru penampilan para tawanan.
Selain itu, ada catatan yang menuliskan tentang sebuah kapal bernama ‘Sea Flower’. Kapal ini pernah digunakan para perompak setelah meninggalkan kapal ‘Fancy’. ‘Sea Flower’ kemudian tiba di Newport, Rhode Island, yang menjadi pusat utama perdagangan budak di Amerika Utara pada abad ke-18.
“Ada dokumentasi sumber utama yang menunjukkan bahwa Amerika adalah basis operasi bajak laut,” kata Bailey yang memegang gelar di bidang antropologi dari Universitas Rhode Island dan bekerja sebagai asisten arkeologi.
Mark Hanna, seorang profesor sejarah di University of California-San Diego dan seorang ahli pembajakan mengatakan, dia seperti kehilangan akal sehat ketika pertama kali melihat foto koin kuno yang ditemukan Bailey.
“Menemukan koin-koin itu, bagi saya, adalah hal yang sangat besar,” kata Hanna.
Kisah hilangnya Every merupakan misteri besar dan telah menginspirasi buku, video game dan bahkan film. Pada tahun 2020, Steven Johnson menulis kisahnya dalam buku berjudul "Enemy of All Mankind".
Serial video game "Uncharted" dari PlayStation juga terinspirasi dari kisah ini. Selain itu, pada tahun 2022 Sony Pictures akan merilis film "Uncharted" yang dibintangi Tom Holland, Mark Wahlberg, dan Antonio Banderas, yang terinspirasi dari kisah Every.
Bailey kini menyimpan koin-koin berharga tersebut di dalam brankas. Dia mengatakan akan terus menggali dan mencari koin-koin kuno.
“Bagi saya, ini selalu tentang sensasi berburu, bukan tentang uang,” katanya. "Satu-satunya hal yang lebih baik daripada menemukan benda-benda ini adalah cerita yang telah lama hilang di baliknya."
Penulis : Tussie Ayu Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV