Terusan Suez Kembali Beroperasi Setelah Kapal Kargo Raksasa Ever Given Bebas dan Kembali Mengapung
Kompas dunia | 29 Maret 2021, 23:56 WIBMesir yang menganggap Terusan Suez sebagai sumber kebanggaan nasional dan pendapatan penting, kehilangan lebih dari 95 juta dollar ongkos dan potensi pendapatan, menurut perusahaan data Refinitiv.
Bahkan saat pekerjaan penyelamatan berlanjut, Presiden Abdel Fattah el-Sissi, yang selama berhari-hari diam tentang krisis, memuji peristiwa yang terjadi hari Senin.
"Orang Mesir telah berhasil mengakhiri krisis," tulisnya di Facebook, "terlepas dari kerumitan teknis yang sangat besar."
Di desa Amer yang menghadap ke kanal, warga bersorak saat kapal melaju. Banyak yang bergegas untuk melihat lebih dekat. “Misi selesai,” kata seorang warga desa Abdalla Ramadan. Seluruh dunia merasa lega.
Baca Juga: Sebelum Ever Given Kandas, Perang dan Serangan Pemberontak pun Pernah Terjadi di Terusan Suez
Kedutaan Besar AS di Kairo mentweet ucapan selamatnya kepada Mesir.
Meskipun Terusan Suez sekarang tidak terblokir, tidak jelas kapan lalu lintas akan kembali normal. Analis memperkirakan dibutuhkan setidaknya 10 hari lagi untuk mengurai tumpukan kapal yang mengantri di kedua ujungnya.
Terobosan itu terjadi setelah upaya besar selama berhari-hari bersama tim penyelamat elit dari Belanda. Kapal tunda mendorong dan menarik untuk menggerakkan kapal kargo raksasa itu dari pantai, dibantu air pasang pada Senin fajar yang mengakibatkan kapal terapung sebagian.
Kapal keruk khusus bekerja menggali buritan dan menyedot pasir serta lumpur dari bawah haluan.
Operasi itu sangat rumit. Sementara Ever Given kandas, pasang naik dan turunnya memberi tekanan pada kapal yang panjangnya 400 meter itu, meningkatkan kekhawatiran kapal bisa retak atau pecah.
Baca Juga: 320 Kapal Menumpuk di Terusan Suez, Dua Tugboat Tambahan Dikerahkan untuk Mengeluarkan Ever Given
Setelah Ever Given diinspeksi di Great Bitter Lake, pejabat akan memutuskan apakah kapal berbendera Panama milik Jepang yang mengangkut barang dari Asia ke Eropa akan melanjutkan ke tujuan awalnya di Rotterdam, atau harus memasuki pelabuhan lain untuk diperbaiki.
Krisis menyoroti jalur perdagangan penting yang membawa lebih dari 10% perdagangan global, termasuk 7% minyak dunia. Lebih dari 19.000 kapal yang mengangkut barang-barang konsumen buatan China dan jutaan barel minyak dan gas alam cair mengalir melalui arteri dari Timur Tengah dan Asia ke Eropa dan Amerika Utara.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV