> >

Junta Myanmar Bebaskan Ratusan Demonstran Anti-Kudeta

Kompas dunia | 25 Maret 2021, 04:29 WIB
Ratusan demonstran anti-kudeta dibebaskan dari Penjara Insein di Yangon, Rabu (24/3/2021). (Sumber: Associated Press)

YANGON, KOMPAS.TV - Ratusan orang yang dipenjara karena berdemonstrasi menentang kudeta, dibebaskan pada Rabu (24/3/2021). Hal ini diyakini sebagai isyarat perdamaian oleh militer, untuk menenangkan gerakan protes.

Para saksi mata di luar Penjara Insein di Yangon, melihat bus yang dipenuhi oleh anak muda yang dibebaskan dari penjara. Mereka terlihat senang dan membentuk salam tiga jari yang merupakan simbol pengunjuk rasa. TV yang dikelola pemerintah mengatakan, total ada 628 orang yang telah dibebaskan. Seorang pengacara mengatakan, semua yang dibebaskan ditangkap pada 3 Maret.

Wartawan the Associated Press, Thein Zaw, juga dibebaskan pada Rabu. Sebelumnya, dia ditangkap pada bulan lalu saat meliput protes anti-kudeta.

Pasukan keamanan Myanmar telah melakukan tindakan brutal kepada para demonstran yang memprotes kudeta. Asosiasi Bantuan Independen untuk Tahanan Politik mengatakan, setidaknya 275 orang telah terbunuh karena tindakan keras pasukan keamanan. Selain itu, ribuan orang ditangkap dan lebih dari 2.000 orang masih ditahan atau memiliki tuntutan yang belum diselesaikan.

Baca Juga: Brutalitas Junta Militer di Myanmar Terus Berlanjut, Anak 7 Tahun Ditembak Mati

Pembebasan pada hari Rabu merupakan tindakan tidak biasa yang dilakukan oleh junta militer. Sebelumnya, mereka terlihat sangat tahan terhadap tekanan dan protes yang dilakukan oleh demonstran dan komunitas internasional.

Untuk menghadapi tindakan keras junta militer yang semakin brutal, para demonstran mencoba taktik baru pada hari Rabu. Mereka melakukan pemogokan dan menyerukan orang-orang untuk tinggal di rumah. Seluruh bisnis juga tutup pada hari itu.

Sebelumnya, pada Selasa (23/3/2021), seorang gadis berusia 7 tahun di Mandalay, terbunuh karena luka tembak.

“Khin Myo Chit ditembak di bagian perut oleh seorang tantara, saat dia duduk di pangkuan ayahnya di dalam rumahnya di bangsal Aung Pin Le,” lapor layanan berita online Myanmar Now.

Laporan itu mengatakan penembakan terjadi ketika tentara menggerebek rumah-rumah penduduk. Kakak perempuan Khin Myo Chit, Aye Chan San, mengatakan seorang tentara menembak ayah mereka, ketika dia menyangkal bahwa ada orang yang bersembunyi di rumah mereka. Tentara kemudian juga memukuli gadis itu.

Aye Chan San mengatakan tentara kemudian memukuli saudara laki-lakinya yang berusia 19 tahun dengan popor senapan dan membawanya pergi.

Wakil Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa Farhan Haq, mengatakan dirinya sangat terganggu atas pembunuhan seorang gadis kecil yang berusia 7 tahun di rumahnya sendiri, oleh petugas keamanan.

Baca Juga: Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Keras Pada 11 Pejabat Myanmar yang Lakukan Kudeta

"Harus ada pertanggungjawaban atas semua kejahatan dan pelanggaran HAM yang terus dilakukan di Myanmar," ujarnya seperti dikutip dari the Associated Press.

Haq mengatakan, PBB mencatat laporan pembebasan ratusan demonstran, namun tetap prihatin akan penangkapan yang masih berlangsung.

PBB menyerukan agar semua orang yang ditangkap secara sewenang-wenang untuk dibebaskan, termasuk Presiden terpilih U Win Myint dan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi.

Dia mengatakan Sekjen PBB Antonio Guterres dan Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, akan terus memobilisasi aksi internasional untuk pemulihan demokrasi dan hak asasi manusia di Myanmar.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU