Tembak Komandan Pemberontak Abu Sayyaf, Militer Filipina Berhasil Membebaskan 4 Tawanan WNI
Kompas dunia | 21 Maret 2021, 23:36 WIBMenurut Vinluan, tersisa sekitar 80 milisi bersenjata Abu Sayyaf di Sulu dan pulau-pulau di sekitarnya. Salah satu pemimpin tua mereka yang tersisa, Radulan Sahiron, jatuh sakit dan terluka dalam sebuah serangan di Sulu baru-baru ini.
Sahidjuan yang menggunakan nama perang Apuh Mike, dituding bertanggung jawab telah melakukan sejumlah penculikan dengan uang tebusan sejak awal tahun 1990-an. Ia dilaporkan termasuk salah satu milisi Abu Sayyaf yang menyerang Ipil – kota besar dengan mayoritas warga Katolik di selatan Filipina – pada tahun 1995.
Saat itu, Abu Sayyaf membunuh lebih dari 50 orang warga setelah merampok bank dan pertokoan, serta membakar pusat kota. Serangan itu tercatat sebagai salah satu serangan paling berani Abu Sayyaf.
Baca Juga: Terharu! Serah Terima Korban Penculikan Kelompok Abu Sayyaf dari Menlu kepada Keluarga Korban
Kelompok pemberontak Abu Sayyaf merupakan kelompok kecil namun penuh kekerasan yang telah dimasukkan ke dalam daftar hitam secara terpisah oleh Filipina dan Amerika Serikat (AS) sebagai kelompok teroris yang telah melakukan pengeboman, penculikan dengan uang tebusan dan pemenggalan. Beberapa faksi Abu Sayyaf bahkan bersekutu dengan kelompok teroris ISIS.
Meski para milisi Abu Sayyaf telah dilemahkan oleh serangan militer, penyerahan diri dan kekalahan pertempuran selama bertahun-tahun, namun kelompok ini tetap menjadi ancaman bagi keamanan nasional Filipina.
Selama beberapa tahun belakangan, keberadaan mereka telah meningkatkan kewaspadaan tentara Filipina, setelah mereka mulai berkelana dari perkemahan mereka di hutan di Sulu – sebuah provinsi Muslim yang dilanda kemiskinan di tengah negara yang dihuni mayoritas umat Katolik Roma – dan melakukan penculikan di kota-kota pesisir Malaysia dan menyasar para awak kapal kargo.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV