Terjunkan Murid Cari Ponsel yang Hilang di Toilet Jamban, Kepala Sekolah di Afrika Selatan Dihukum
Kompas dunia | 18 Maret 2021, 07:00 WIBJOHANNESBURG, KOMPAS.TV – Seorang kepala sekolah di Afrika Selatan didakwa dengan pelecehan anak setelah menerjunkan seorang murid laki-laki berusia 11 tahun ke dalam jamban untuk mencari ponsel yang jatuh milik sang kepala sekolah.
Menurut media setempat seperti dilansir dari Associated Press pada Kamis (18/3/2021), kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Luthuthu di Provinsi Cape Timur, Lubeko Mgandela, muncul di pengadilan dan dibebaskan dengan jaminan pada Rabu (17/3/2021). Ia diskors dari pekerjaannya sementara pihak berwenang menyelidiki insiden tersebut sebelum kemudian membawanya ke sidang disipliner. Sejumlah pihak juga menyerukan agar ijinnya sebagai pengajar dicabut.
Baca Juga: Jamban dan Buruknya Sanitasi - JEJAK KASUS
Insiden ini terjadi pada awal bulan ini setelah Mgandela tak sengaja menjatuhkan ponselnya ke dalam toilet jamban di sekolah. (Di Afrika Selatan, kebanyakan fasilitas toiletnya merupakan jamban dengan lubang yang besar.)
Tampaknya, Mgandela kemudian menggunakan seutas tali yang diikatkan pada tubuh si murid -- yang tidak disebutkan namanya -- dan menurunkannya ke dalam lubang jamban untuk mencari ponsel dengan tangannya. Si murid gagal menemukan ponsel tersebut dan saat ditarik kembali ke atas, ia tentu saja berlumuran tinja.
Teman-teman si murid kemudian mengejeknya habis-habisan hingga si murid ini pun malu setengah mati. Keluarganya menyebut, saking malunya, ia tak mau kembali ke sekolah lagi.
Baca Juga: Sedang Buang Air di Toilet Alam, Pantat Wanita Ini Malah Digigit Beruang
Terungkap kemudian, sang kepala sekolah rupanya mengupah si murid sebesar 50 Rand – atau sekitar Rp 43 ribu – atas jerih payah si murid, meskipun sebelumnya ia berjanji membayar si murid sebesar 200 Rand – atau sekitar Rp 187 ribu – jika ia berhasil menemukan ponselnya.
Nenek si murid menyatakan pada media setempat bahwa ia senang sang kepala sekolah diperiksa.
“Sulit bagi cucu saya untuk kembali ke sekolah karena ia ditertawakan oleh murid-murid yang lain,” ujar sang nenek pada GroundUp.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV