> >

Turki dan Mesir Mulai Bangun Kembali Hubungan Diplomatik Setelah Putus Tahun 2013

Kompas dunia | 13 Maret 2021, 12:00 WIB
Turki membangun kembali kontak diplomatiknya dengan Mesir dan menginginkan kerja sama lebih lanjut, kata para pemimpin Turki pada hari Jumat, (12/03/2021) setelah ketegangan bertahun-tahun sejak tentara Mesir menggulingkan presiden Mesir dari kelompok Ikhwanul Muslimin yang dekat dengan Ankara seperti dilansir Reuters, Jum'at (12/03/2021). Mencairnya hubungan antara dua kekuatan regional itu akan berdampak pada dunia persilatan Timur Tengah, di mana Kairo dan Ankara berusaha memengaruhi peristiwa di berbagai titik panas dan berdiri di sisi yang berlawanan dalam sengketa maritim Mediterania. (Sumber: Turkish Presidency via AP, Pool)

Baca Juga: Presiden Turki dan Presiden Rusia Resmikan Bersama Reaktor Nuklir Ketiga Milik Turki

Ia menambahkan, Mesir berharap negara mana pun yang memiliki hubungan normal dengan mereka untuk "mematuhi prinsip-prinsip hukum internasional dan hidup bertetangga yang baik."

Membangun kembali kepercayaan akan sulit. Selain ketegangan atas sengketa Mursi dan Mediterania, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan pekan lalu bahwa Liga Arab menyatakan "penolakan secara kategoris" atas intervensi militer Turki di Suriah, Irak dan Libya.

Komentar Cavusoglu muncul saat Turki berusaha memperbaiki hubungan yang tegang dengan beberapa kekuatan regional. Dia mengatakan pada hari Jumat, Ankara akan membalas positif jika Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengambil "langkah positif" untuk mengatasi ketegangan baru-baru ini.

Hubungan dengan Riyadh tegang atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada 2018 dan perselisihan antara sekutu Turki, Qatar dan negara-negara Teluk Arab lainnya. Perdagangan dengan Qatar runtuh dalam boikot informal oleh bisnis Saudi.

Baca Juga: Turki Tangkap 148 Orang Yang Dituding Terlibat Jaringan Upaya Kudeta 2016 Lalu

Turki juga berselisih dengan Uni Emirat Arab atas konflik di Libya, dan kedua negara saling menuduh mengganggu stabilitas regional.

“Tidak ada alasan hubungan kami dengan Arab Saudi tidak diperbaiki. Jika mereka mengambil langkah positif, kami akan mengambil langkah positif. Hal yang sama berlaku untuk UEA. Kami tidak ingin bertengkar dengan siapa pun," kata Cavusoglu.

Khashoggi terbunuh dan dipotong-potong oleh operator Saudi pada tahun 2018 dan laporan intelijen AS menemukan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyetujui operasi tersebut.

Baca Juga: Mesir Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Sputnik V Rusia

“Kami tidak pernah menyalahkan kepemimpinan Arab Saudi,” kata Cavusoglu. Pada saat itu, Erdogan mengatakan operasi itu diperintahkan pada "tingkat tertinggi" dari pemerintah Saudi.

Erdogan berbicara dengan Raja Salman pada November dan mereka setuju untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog, kata kepresidenan Turki.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU