> >

Denmark Hentikan Sementara Penyuntikan Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Total Sudah 8 Negara di Eropa

Kompas dunia | 11 Maret 2021, 23:05 WIB
Seorang perawat Maroko memberikan vaksin Covid-19 buatan Oxford AstraZeneca kepada seorang petugas kesehatan, di Rumah Sakit Cheikh Khalifa di Casablanca, Maroko, Sabtu 20 Januari 2021. Denmark menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca Covid-19 setelah adanya laporan penggumpalan darah pada beberapa orang, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (11/03/2021). (Sumber: AP / Abdeljalil Bounhar)

COPENHAGEN, KOMPAS.TV - Denmark menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca Covid-19 setelah adanya laporan penggumpalan darah pada beberapa orang, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (11/03/2021). 

Otoritas Denmark mengatakan, penangguhan dilakukan sebagai tindakan pencegahan menyusul peristiwa pembekuan darah setelah suntikan vaksin, tetapi belum dipastikan apakah ada hubungan antara vaksin dengan pembekuan darah, seperti dilansir Associated Press, Kamis (11/03/2021).

Otoritas Kesehatan Denmark mengatakan keputusan mereka "berdasarkan prinsip kehati-hatian" dan mengumumkan satu orang yang mengalami pembekuan darah setelah vaksinasi telah meninggal.

"Saat ini, belum bisa disimpulkan, apakah ada hubungan antara vaksin dan pembekuan darah," kata pihak berwenang Denmark. Pejabat Denmark tidak mengatakan apakah pasien memiliki kondisi yang mendasari (komorbid) dan tidak memberikan rincian lain, termasuk usia atau jenis kelamin.

Empat negara Eropa lain yang menyusul untuk menunda adalah Estonia, Latvia, Lithuania, dan Luksemburg.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Asal Inggris Tiba di Bandara Soekarno-Hatta

Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Universitas Oxford. Denmark menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca Covid-19 setelah adanya laporan penggumpalan darah pada beberapa orang, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (11/03/2021) (Sumber: AP Photo)

AstraZeneca perusahaan Inggris-Swedia yang mengembangkan vaksin Covid-19 bersama Universitas Oxford membela keamanan produknya. "Keamanan vaksin telah dipelajari secara ekstensif dalam uji klinis fase III, dan data peer-review menegaskan vaksin secara umum diterima dengan baik," kata juru bicara mereka kepada AFP.

Inggris yang gencar melakukan vaksinasi dengan AstraZeneca juga menyebutnya aman dan efektif.

Penangguhan vaksinasi Denmark akan ditinjau lagi setelah dua minggu, sehingga target seluruh populasi orang dewasa yang divaksinasi harus bergeser ke pertengahan Agustus, dari yang semula awal Juli.

"Kami jelas sedih dengan kabar ini," ucap Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen.

"Selalu ada risiko dengan vaksin. Segalanya berjalan bagus di Denmark, tapi ada beberapa risiko terkait vaksin AstraZeneca yang perlu diperiksa lebih cermat. Menurut saya, inilah cara yang tepat untuk melanjutkan," imbuhnya.

Baca Juga: Penjelasan BPOM Soal Uji Klinis dan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Direktur Otoritas Kesehatan Denmark Soren Brostrom menegaskan, mereka tidak menyetop total penggunaan vaksin AstraZeneca, hanya menghentikan sementara.

"Ada dokumentasi luas yang membuktikan vaksin itu aman dan efisien," ujarnya. "Tetapi kami dan Badan Obat-obatan Denmark harus bertindak berdasarkan informasi tentang kemungkinan efek samping serius, baik di Denmark maupun negara-negara Eropa lainnya." tambah Brostrom.

Setelah pengumuman Denmark, Islandia dan Norwegia memutuskan untuk mengikuti dan menghentikan sementara vaksin AstraZeneca, juga mengatakan belum ada kaitan yang terbukti antara pembekuan darah dan vaksin mereka.

Selain itu, badan farmasi Italia pada hari Kamis memerintahkan larangan pencegahan pada batch tertentu dari vaksin AstraZeneca setelah apa yang dikatakan sebagai "kejadian buruk yang serius".

Dalam wawancara dengan penyiar La Sexta, Menteri Kesehatan Spanyol Carolina Darias mengatakan tidak ada insiden serupa di Spanyol dan mengatakan hanya efek samping kecil yang dilaporkan dari vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Peneliti Oxford Jelaskan Beda Vaksin AstraZeneca dan Sinovac

Regulator obat-obatan Inggris, MHRA, bereaksi dengan mencatat tidak ada konfirmasi pembekuan darah yang dilaporkan disebabkan oleh vaksin AstraZeneca. “Orang-orang harus tetap pergi dan mendapatkan vaksin COVID-19 ketika diminta,” katanya.

Tetapi Hendrik Streeck, seorang ahli virus Jerman di Universitas Bonn, mengatakan keputusan Denmark adalah keputusan yang tepat.

“Tidak jelas apa penyebabnya, itulah mengapa vaksinasi dihentikan untuk saat ini,” kata Streeck kepada penyiar Jerman n-tv. “Dalam kasus yang sangat jarang, mungkin ada masalah dengan batch tertentu. Sekarang mereka mencari tahu apa yang menyebabkan penggumpalan itu. "

"Kami tidak ingin membahayakan siapa pun, tapi saya tidak khawatir," katanya. Menurut Streeck, Denmark melakukan hal yang tepat.

Baca Juga: Ikuti Prancis dan Jerman, Italia Setujui Penggunaan Vaksin AstraZeneca Untuk Lansia diatas 65 tahun

European Medicines Agency EMA mulai menyelidiki kasus di Denmark tetapi sejauh ini tidak ada informasi ada lebih banyak tentang pembekuan darah pada orang yang telah menerima vaksin.

Pada hari Rabu, EMA mengatakan Austria telah menangguhkan penggunaan sebuah batch vaksin Covid-19 AstraZeneca setelah seseorang yang didiagnosis dengan banyak pembekuan darah meninggal 10 hari setelah vaksinasi, dan seorang lainnya dirawat di rumah sakit dengan penyumbatan di arteri paru-paru.

Dua laporan lain tentang masalah serupa telah diterima untuk gelombang ini per 9 Maret, kata EMA, meskipun tidak ada indikasi bahwa masalah tersebut disebabkan oleh vaksin.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU