Klaim Rasisme Yang Dialami Meghan, Diamini Oleh Para Warga Kulit Hitam Inggris
Kompas dunia | 10 Maret 2021, 00:54 WIBLONDON, KOMPAS.TV – Klaim yang dilontarkan Meghan, Duchess of Sussex bahwa ia mengalami sikap rasis dari pihak kerajaan dan media Inggris, mengejutkan dunia. Namun, ini bukan barang baru bagi warga kulit hitam Inggris.
Entah disebabkan oleh dampak tidak proporsional Covid-19 terhadap kaum kulit berwarna atau kurangnya perwakilan kulit berwarna di posisi strategis media dan politik Inggris, kaum minoritas etnis di Inggris menyatakan bahwa sikap rasis dan struktur diskriminasi di Inggris sudah meresap dan menyebar luas, dan terlalu sering disangkal oleh masyarakat.
“Inilah negara yang tidak ingin berbicara jujur tentang ras,” ujar sejarawan David Olusoga, yang memandu serial televisi “Kulit Hitam dan Inggris: Sebuah Sejarah yang Terlupa” pada Selasa (9/3) seperti dilansir dari Associated Press.
Baca Juga: Sebut Keluarga Kerajaan Rusak Kesehatan Mentalnya, Meghan Markle: Saya Tidak Ingin Hidup Lagi
Dalam wawancaranya dengan Oprah Winfrey, Meghan menyatakan bahwa isolasi dan kurangnya dukungan dari rumah tangga kerajaan setelah pernikahannya dengan Pangeran Harry, membuatnya terpikir untuk bunuh diri. Ia juga menyebut salah seorang anggota keluarga kerajaan mengekspresikan kekhawatiran pada Harry tentang warna kulit anaknya saat ia lahir kelak. Pernyataan Meghan ini pun sempat mengejutkan Winfrey.
Tiwa Adebayo, seorang konsultan komunikasi dan jurnalis, mengatakan, pengakuan pasangan Meghan dan Harry tersebut membuktikan ketakutan terburuknya.
Baca Juga: Alami Rasisme dan Ingin Bunuh Diri, 5 Fakta Ini Terungkap dari Wawancara Pangeran Harry dan Meghan
“Saat Meghan bergabung dengan keluarga kerajaan, setiap orang dengan kulit berwarna di Inggris, khawatir,” ujarnya. “Ini sebuah institusi yang mengakar dalam kolonialisme, berdasar pada superioritas kulit putih. Maksud saya, buat saya, ini seperti “Bagaimana bisa ini akan berakhir baik-baik saja?!”
“Saya memperkirakan, bahwa akan selalu ada rasisme di arus bawah,” tambahnya. “Tapi mendengarnya secara langsung, sungguh sangat menakutkan. Sungguh mengejutkan. Dan sulit untuk melihat bagaimana keluarga kerajaan akan pulilh dari ini semua.”
Ini sungguh jauh dari optimisme yang menyelimuti pernikahan kerajaan antara Harry dan Meghan di tahun 2018 silam. Ketika itu, hubungan antara cucu Ratu Elizabeth II dan seorang aktris Amerika keturunan dipuja-puji sebagai bukti bahwa, di era modern Inggris, warna kulit dan latar belakang tak lagi jadi masalah.
Harold Wilson, pekerja lokal di distrik Brixton, pusat komunitas Afro-Karibia di London, mengatakan, bergabungnya Meghan dalam keluarga kerajaan seharusnya bisa menjadi kesempatan bagi mereka untuk melangkah maju, tapi sayangnya, keluarga kerajaan tak sependapat.
Baca Juga: Meghan Ungkap Anaknya Terancam Tak Dapat Gelar Kerajaan Karena Warna Kulitnya
“Bahkan sebelum bayi Meghan lahir, mereka sudah mencemaskan tentang warna kulit si bayi,” ujarnya. “Dari situ sudah kelihatan watak asli mereka.”
Citra kisah dongeng yang menyelimuti pernikahan kerajaan di Kastil Windsor itu pun memudar dengan cepat. Meghan harus menghadapi kenyataan saat media Inggris membuat cerita tentang perilakunya yang diduga terlalu menuntut. Ia bahkan dikritik karena makan alpukat, yang disebut Daily Mail telah memicu “pelanggaran hak asasi manusia, kekeringan dan pembunuhan”.
Bahkan sebelum menikah, Harry telah mengeluhkan pada 2017 tentang perlakuan rasis media Inggris dalam meliput Meghan, yang kala itu masih menjadi pacarnya. Seorang kolumnis tabloid menyebut DNA Meghan sebagai ‘eksotis’. Berita utama Daily Mail menggambarkan asal Meghan dari Los Angeles sebagai lingkugan ‘gangster’. Seorang presenter televisi menyebut Meghan ‘angkuh’.
Baca Juga: Ini Perjalanan Cinta Pangeran Harry dan Meghan Markle
Sorotan yang rasis dan mengganggu dari media Inggris inilah yang disebut Meghan dan Harry menjadi alasan mereka memutuskan hengkang dari keluarga kerajaan Inggris dan pindah ke Amerika Utara.
Pihak istana Buckingham kini tengah menghadapi tekanan untuk menanggapi wawancara Meghan dan Harry. Namun, sejauh ini, pihak kerajaan masih membisu. Perdana Menteri Boris Johnson juga menolak berkomentar terkait masalah keluarga kerajaan.
“Kita perlu melihat ke dalam diri kita dengan lebih jujur,” ujar Olusoga. “Inilah saat yang tepat untuk merefleksi diri, bukan hanya bagi istana dan keluarga kerajaan, tapi juga bagi negeri.”
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV