> >

Kudeta Myanmar: China Bersedia Membantu Agar Situasi di Myanmar Kembali Damai

Kompas dunia | 8 Maret 2021, 09:14 WIB
Puluhan ribu warga sipil Myanmar melakukan demo menolak kudeta militer pada Senin (22/2/2021). (Sumber: Twitter/Myanmar_Now_Eng)

BEIJING, KOMPAS.TV - China mengungkapkan keinginannya untuk membantu agar situasi di Myanmar yang memanas sejak kudeta kembali damai.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, Minggu (7/3/2021).

 “Prioritas utama saat ini adalah menghindari lebih banyak pertumpahan darah dan konflik,” ujar Wang Yi dikutip dari The Strait Times.

Baca Juga: Swiss Larang Penggunaan Penutup Wajah bagi Wanita Muslim di Depan Umum

Wang mengungkapkan ada dua cara untuk membantu meredakan ketegangan di Myanmar, termasuk melibatkan para pemimpinnya dari berbagai partai dan faksi.

“China bersedia menghubungi dan berkomunikasi dengan semua pihak atas dasar menghormati kedaulatan Myanmar dan keinginan rakyat, sehingga dapat memainkan peran konstruktif dalam meredakan ketegangan,” katanya.

Dia mengaku optimistis hal tersebut bisa dilakukan karena China memiliki hubungan jangka panjang dan bersahabat dengan pemimpin Myanmar.

Baca Juga: Canggih! Bandara Dubai Gunakan Biometrik Iris Mata Untuk Kenali Identitas Penumpang

Wang Yi menambahkan China sangat ingin membantu dan mendukung ASEAN untuk menyelesaikan krisis di Myanmar.

“Myanmar adalah bagian dari ASEAN. China mendukung prinsip ASEAN dengan tak mengintervensi dan fokus pada pembangunan ekonomi bersama,” ucapnya.

“Kami berharap semua pihak di Myanmar bisa mempertahankan ketenangan dan kepentingan masyarakat tetap didahulukan, demi menyelesaikan kobflik ecara hukum, sebagai bagian dari transisi demokrasi,” lanjut Wang Yi.

Baca Juga: Menlu China Jawab Tuduhan Lakukan Genosida pada Muslim Uighur: Kebohongan dan Konyol

Sebelumnya, China sempat dianggap mendukung kudeta Myanmar yang dilakukan junta militer, 1 Februari lalu.

Saat itu, Kedutaan Besar China diserbu oleh demonstran yang meminta mereka memikirkan masyarakat Myanmar.

Namun, kala itu Pemerintah China membantah memberikan bantuan kepada junta militer untuk melakukan kudeta dengan menculik Aung San Suu Kyi serta Presiden Win Myint.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU