> >

Cara Unik Demonstran Myanmar Hadapi Tentara dan Polisi, Gantung Pakaian Dalam Wanita

Kompas dunia | 7 Maret 2021, 11:47 WIB
Demonstran Myanmar menggantung pakaian dalam wanita dan Longyi untuk menahan tentara dan polisi. (Sumber: REUTERS)

NAYPYIDAW, KOMPAS.TV - Para demonstran antikudeta Myanmar melakukan cara unik dalam menghadapi tentara dan polisi yang berada di bawah junta militer.

Demonstran menggantungkan pakaian dalam wanita dengan garis lurus untuk menghalau para polisi dan tentara.

Tindakan tersebut dilakukan pada unjuk rasa yang dilakukan di Yangon, Sabtu (6/3/2021).

Baca Juga: Mengerikan, Ratusan Buaya Ganas Kabur dari Tempat Penangkaran

Hal tersebut berkaitan dengan kepercayaan di Myanmar, bahwa melewati bawah pakaian yang digantung akan memberikan nasib buruk untuk pria.

Selain itu, melewati bagian bawah pakaian dalam wanita juga diyakini bisa melemahkan para pria.

Selain pakaian dalam wanita, para demonstran juga menggantungkan kain pembungkus bawah badan untuk perempuan, atau longyi.

Baca Juga: Berkunjung ke Irak, Paus Fransiskus Cela Ekstrimisme sebagai Pengkhianatan pada Agama

“Alasan kami menggantungkan longyi dan pakaian sepanjang jalan adalah karena kepercayaan tradisional bahwa jika melewati bagian bawahnya, kami akan terkena kutukan,” ujar salah seorang demonstran kepada Reuters.

“Generasi muda saat ini sudah tak percaya lagi, tetapi tentara masih percaya hal tersebut, dan menjadi salah satu kelemahannya. Jadi, kami mungkin bisa memiliki lebih banyak waktu untuk lari ketika mereka mendatangi kami,” tambahnya.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU