Myanmar Minta India Kembalikan Polisi yang Kabur karena Menolak Tembaki Demonstran
Kompas dunia | 7 Maret 2021, 07:49 WIBNEW DELHI, KOMPAS.TV - Junta militer Myanmar meminta India untuk mengembalikan polisi yang kabur ke negara tersebut.
Sebelumnya dikabarkan beberapa polisi Myanmar dan keluarganya kabur ke India setelah menolak perintah menembaki demonstran.
Pada suratnya, pihak Myanmar mereka meminta India mengembalikan para polisi tersebut untuk mempertahankan hubungan persahabatan.
Baca Juga: Kudeta Myanmar: Thailand Vietnam Segera Jemput dan Evakuasi Warganya
Permintaan Myanmar tersebut diungkapkan Pejabat Senior di Distrik Champai, Negara Bagian Mizoram, Wakil Komisaris Maria CT Zuali.
Dia mengatakan kepada Reuters, telah menerima surat dari Myanmar untuk mengembalikan para polisi tersebut.
Pada surat itu, Myanmar menginformasikan ada sekitar delapan polisi yang telah menyeberangi India.
Baca Juga: Myanmar Didesak Segera Bebaskan Wartawan yang Ditahan
“Demi mempertahankan hubungan persahabatan antara dua negara bertetangga, Anda diminta untuk menahan delapan anggota polisi yang tiba di wilayah India dan menyerahkannya kepada Myanmar,” bunyi surat itu dilansir dari BBC.
Zuali pun menegaskan saat ini dia masih menunggu instruksi dari Kementerian Dalam Negeri India di Delhi.
Dilaporkan sekitar 30 orang termasuk polisi dan keluarganya telah melewati perbatasan ke India, mencari suaka pada beberapa hari terakhir.
Kepolisian Myanmar yang berada di bawah perintah junta militer dianggap sosok paling bertanggung jawab dalam korban tewas pada demonstrasi antikudeta akhir-akhir ini.
Baca Juga: Hasil Penelitian di Wuhan Tentang Asal-Usul Virus Corona Akan Diumumkan WHO Pertengahan Maret
Dilaporkan 55 kematian telah terjadi yang berasal dari penembakan yang dilakukan polisi ke arah demonstran.
Situasi di Myanmar sendiri masih memanas setelah militer melakukan kudeta atas pemerintahan yang sah pada 1 Februari lalu.
Hingga saat ini mereka masih menahan Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint, bersama simpatisannya.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV