Angel, Remaja yang Tinggalkan Pesan Sebelum Ditembak Mati oleh Polisi Myanmar
Kompas dunia | 4 Maret 2021, 12:26 WIBKemudian semua orang berpencar.
Tak lama kemudian, dia mendapat pesan: Seorang gadis telah meninggal.
"Saya tidak tahu bahwa itu dia," kata Myat Thu, tetapi gambar segera muncul di Facebook yang menunjukkan dia berbaring di samping korban lain.
Penari
Myat Thu mengenal Angel di kelas taekwondo. Dia adalah seorang ahli seni bela diri serta penari di DA-Star Dance Club Mandalay.
Dia juga berbagi kebanggaan ketika memberikan suara untuk pertama kalinya pada pemilu 8 November 2020. Angel memposting foto dirinya sedang mencium jarinya yang berwarna ungu, tanda bahwa dia telah menggunakan hak pilih.
"Pilihan pertama saya, dari lubuk hati saya," dia memposting, dengan enam hati merah. "Saya melakukan tugas saya untuk negara."
Namun kemudian tantara melakukan perebutan kekuasaan dan membatalkan hasil pemilu. Mereka menuduh bahwa kemenangan besar partai Suu Kyi adalah sebuah kecurangan. Namun tuduhan ini telah ditolak oleh komisi pemilihan.
Pada hari kudeta pada 1 Februari 2021, Angel bercanda di Facebook bahwa dia tidak tahu apa yang terjadi jika internet terputus.
Namun pada hari-hari berikutnya, dia berdiri tegak di jalan sambil mengibarkan bendera merah Partai Liga Nasional untuk Demokrasi. Dalam satu set gambar, dia berpose saat ayahnya mengikat pita merah di pergelangan tangannya.
Dia terus maju bahkan ketika protes semakin berbahaya dan ketika junta mengerahkan pasukan tempur dengan senapan serbu bersama polisi.
Baca Juga: Korban Tewas di Myanmar Mencapai 38 Orang, PBB: Hari Paling Berdarah Sejak Kudeta
Seperti Angel, lebih dari selusin pengunjuk rasa lainnya telah terbunuh oleh tembakan di kepala. Hal ini meningkatkan kecurigaan di antara kelompok HAM bahwa mereka sengaja menjadi sasaran. Seorang wanita lain yang hanya menonton, juga ditembak di kepalanya, di Mandalay, pada hari Minggu.
Angel tahu dia mempertaruhkan nyawanya.
"Dia gadis yang bahagia, dia mencintai keluarganya dan ayahnya juga sangat mencintainya," kata Myat Thu, yang kini bersembunyi. "Kami tidak dalam perang. Tidak ada alasan untuk menggunakan peluru tajam pada orang. Jika mereka manusia, mereka tidak akan melakukannya."
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV