> >

Peluang Usaha! Ubah Botol Plastik Bekas Jadi Duit Ala Afghanistan

Kompas dunia | 25 Februari 2021, 07:05 WIB
Orang-orang bekerja di sebuah pabrik wol kaca di Provinsi Herat, Afghanistan barat, pada 21 Februari 2021. (Sumber: Xinhua/Karimi)

HERAT, KOMPAS.TV - Apa kegunaan botol plastik? Seorang pebisnis asal Afghanistan, Mohammad Zarif Ishaqzai, berkomitmen untuk mengubah sampah menjadi emas.

Seperti kisah yang dilansir Xinhua, Rabu (24/02/2021), Ishaqzai mendirikan sebuah pabrik kecil untuk mendaur ulang barang-barang bekas di Provinsi Herat, Afghanistan barat.

Dia meyakini, menyediakan peluang kerja dapat berkontribusi dalam menstabilkan keamanan di negara tersebut.

Baca Juga: India Donasikan 500.000 Vaksin Covid-19 Kepada Afghanistan

Orang-orang bekerja di sebuah pabrik wol kaca di Provinsi Herat, Afghanistan barat, pada 21 Februari 2021 (Sumber: Xinhua/Karimi)

Mengumpulkan barang-barang bekas dari ember dan wadah sampah tidak hanya membantu menjaga lingkungan tetap bersih atau menyediakan bahan mentah untuk industri.

Namun, dapat juga berkontribusi pada pengentasan kemiskinan, terutama di Afganistan yang dilanda perang.

"Tujuan utama saya adalah menyediakan peluang kerja bagi orang-orang yang tinggal di sekitar saya, mempekerjakan pengangguran, dan berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan," ungkapnya dengan nada gembira.

Baca Juga: Pemerintah Afghanistan dan Taliban Sepakat Hukum dan Syariah Islam Menjadi Panduan Perundingan Damai

Seorang pria bekerja di sebuah pabrik wol kaca di Provinsi Herat, Afghanistan barat, pada 21 Februari 2021 (Sumber: Xinhua/Karimi)

Didirikan lima tahun lalu dengan modal sebesar 1,5 juta dolar AS di Provinsi Herat yang relatif damai, pabrik yang mendaur ulang barang-barang bekas itu menjadi pabrik pertama dari jenisnya yang memproduksi wol kaca, yang umumnya digunakan dalam pembuatan selimut, bantal, dan matras atau kasur.

Awalnya, hanya 20 orang yang bekerja di pabrik itu. Namun, sekarang ada sekitar 300 pekerja yang bertugas dalam tiga sif.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU