Jasad Arkeolog yang Dipenggal ISIS karena Ingin Lindungi Kota Kuno Palmyra Ditemukan
Kompas dunia | 12 Februari 2021, 14:12 WIBArkeolog terpandang tersebut pensiun sebagai kepala situs antik tersebut pada 2003, namun dia tetap melakukan penelitian hingga ISIS menyerbu.
Baca Juga: Gagal Selamatkan Ekonomi, Kim Jong Un Pecat Pejabat yang Baru Menjabat Sebulan
Ketika ISIS menyerbu, putra dan menantunya yang juga arkeolog berhasil menyelamatkan ratusan artifak bernilai tinggi dari musem.
Namun, Asaad menegaskan dia tak akan pernah meninggalkan rumahnya tersebut.
“Saya dari Palmyra dan akan tetap di sini jika mereka membunuh saya,” katanya.
Baca Juga: Tabrakan Beruntun Libatkan 133 Mobil di Texas, Enam Orang Tewas
Asaad kemudian ditahan oleh ISIS dan diinterogasi mengenai lokasi artifak lainnya yang disimpan.
Dia kemudian dipenggal di lapangan Tadmor pada Agustus 2015, setelah menolak bekerja sama.
Beberapa pekan setelah eksekusi tersebut, ISIS menghancurkan beberapa monument di Palmyra dari abad pertama dan kedua, karena menganggapnya sebagai berhala.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV