Donald Trump Dipastikan Tak Bisa Berkicau di Twitter Lagi, Bahkan Jika Kembali Jadi Presiden AS
Kompas dunia | 11 Februari 2021, 16:33 WIBCALIFORNIA, KOMPAS.TV - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dipastikan tak bisa kembali berkicau di Twitter meski kembali menjadi Presiden AS.
Hal itu terkait dengan larangan secara permanen dari Twitter, setelah Trump dianggap menghasut kerusuhan di Gedung Capitol, 6 Januari lalu.
Meski telah lengser dari posisinya, Trump diyakini akan kembali maju di pemiliha Presiden 2024.
Baca Juga: 33 Hari Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Tiga Orang Ini Berhasil Diselamatkan
Namun, Kepala Keuangan Twitter, Ned Segal menegaskan keputusan terhadap Trump tak akan berubah, meski dia kembali menjadi pemimpin AS.
“Berdasarkan kebijakan kami, ketika Anda dihapuskan oleh platform, maka Anda tak bisa kembali,” tutur Segal dikutip dari The Guardian.
“Walau Anda adalah komentator, CFO, mantan atau masih pejabat publik. Ingat, kebijakan kami didesain untuk memastikan tak ada yang memancing kekerasan, dan jika ada yag melakukannya, kami akan menghapuskan mereka dari layanan dan kebijakan kami tak membiarkan ada yang bisa kembali,” tambahnya.
Baca Juga: Sidang Pemakzulan Donald Trump, Demokrat Menuduhnya Sebagai Komandan Penghasut
Pernyataan ini dikeluarkan Twitter, seusai sidang pemakzulan Trump yang dilakukan DPR AS, sejak Selasa (9/2/2021).
Sidang tersebut terkait penyerangan Gedung Capitol oleh para pendukung mantan presiden dari Republik itu pada 6 Januari lalu.
Sebelum penyerangan, Trump sempat mengumpulkan pendukungnya dan terus dengan gencar mengungkapkan bahwa Pemilihan Presiden AS terlah dicurangi.
Baca Juga: Palsukan Kesuksesan ke Puncak Everest, Dua Pendaki India Dihukum Nepal Larangan Mendaki
Hal itu yang disebutnya membuat dia gagal mempertahankan kekuasaan sebagai Presiden AS dan digantikan oleh Joe Biden.
Selain Twitter, Facebook, Youtube dan sejumlah media sosial lainnya turut menghapus akun Trump.
Padahal, Trump selama ini lebih banyak mengungkapkan isi hatinya serta berkomunikasi dengan pendukungnya melalui Twitter.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV