Bencana Banjir Bandang India Akibat Patahnya Gletser, Bukti Nyata Pemanasan Global
Kompas dunia | 8 Februari 2021, 06:05 WIBRISHIKESH, KOMPAS.TV – Tim penyelamat India berjuang keras mencari para korban selamat dalam bencana patahnya gletser di Himalaya hingga menyebabkan banjir bandang di provinsi Uttarakhand, India pada Minggu (7/2). Sedikitnya 9 orang tewas dan 140 orang lainnya dinyatakan hilang dalam bencana yang diakibatkan pemanasan global ini.
Lebih dari 2.000 personil militer, kelompok paramiliter, tentara dan polisi ambil bagian dalam operasi pencarian. Banjir bandang disebabkan oleh patahnya sebagian gletser Nanda Devi di Himalaya pada Minggu pagi, hingga menyebabkan aliran air yang terperangkap menyembur keluar. Banjir bandang ini melanda banyak desa di sepanjang aliran sungai Alaknanda dan Dhauliganga.
Baca Juga: Teka-Teki Penyebab Banjir Bandang di Kalimantan Selatan
Sebuah pembangkit listrik tenaga air di Alaknanda hancur, dan sebuah pembangkit lain yang tengah dibangun di Dhauliganga rusak berat. Berhulu di pegunungan Himalaya, kedua sungai ini bertemu sebelum bergabung bersama Sungai Gangga di bagian hilir.
Juru bicara Polisi Perbatasan Indo Tibetan Vivek Pandey menyatakan, setidaknya 42 pekerja terjebak dalam dua terowongan yang tengah dibangun di Dhauliganga. Sebanyak 12 orang di antaranya berhasil diselamatkan dari salah satu terowongan, sementara 30 lainnya masih terjebak di dalam terowongan.
“Tim penyelamat menggunakan tali dan sekop untuk mencapai mulut terowongan. Mereka menggali reruntuhan dan memasuki terowongan. Tim masih belum mencapai mereka yang terjebak di dalam terowongan," terang Kepala Menteri Trivendra Singh Rawat, orang nomor satu di provinsi Uttarakhand, India.
Sebanyak 140 pekerja di dua pembangkit tersebut masih dinyatakan hilang, sementara 9 jenazah telah ditemukan.
Baca Juga: Beda Pandangan Walhi dan KLHK Terkait Penyebab Banjir Bandang di Kalimantan Selatan
Kawasan Himalaya memiliki rangkaian pembangkit listrik bertenaga air di sejumlah sungai dan anak sungainya. Rawat menyatakan, pembangkit listrik yang berada di hilir sungai terselamatkan karena mereka sempat membuka gerbang air.
“Peristiwanya terjadi sekitar jam 10 pagi. Kami mendengar suara ledakan yang mengguncang desa kami,” terang Dinesh Negi, warga Desa Raini seperti dikutip dari Asssociated Press. Kata Negi, mereka menyaksikan dari ketinggian saat air sungai berubah menjadi berlumpur dan menderas bergelombang.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV