Kanada Masukkan Milisi Sayap Kanan, Proud Boys ke Daftar Entitas Teroris
Kompas dunia | 4 Februari 2021, 16:04 WIBOTTAWA, KOMPAS.TV - Kanada telah memasukkan milisI sayap kanan dan pendukung Donald Trump, Proud Boys ke daftar entitas teroris.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Keamanan Publik Kanada, Bill Blair.
Menurut Blair keputusan itu dikeluarkan terkait peranan penting Proud Boys dalam kerusuhan dan penyerbuan Gedung Capitol Amerika Serikat (AS), 6 Januari lalu.
Baca Juga: Dianggap Hina Wanita, Ketua Komite Peyelenggara Olimpiade Tokyo Diminta Mundur
Kala itu mereka ikut serta dalam mendukung Trump, yang menegaskan tak bisa menerima kekalahannya dari Joe Biden dalam pemilihan Presiden (Pilpres) AS.
Keputusan tersebut membuat aset-aset Proud Boys bisa dibekukan, dan anggota bisa dituntut dengan tindakan teroris jika melakukan aksi teroris.
Blair menegaskan adanya peningkatan ancaman dari ideologi yang termotivasi kekerasan ekstrim.
Baca Juga: Kudeta Myanmar: Tokoh Junta Militer yang Jadi Menteri Menyusul Kudeta Terhadap Pemerintah Myanmar
Proud Boys Kanada sebelumnya dianggap berbeda dan tak terorganisir, tetapi mereka kini diyakini telah menunjukkan peningkatan ancaman.
“Selama beberapa bulan, pada dasarnya sejak 2018, kami telah melihat meningkatnya kekerasan di grup ini (Proud Boys),” tutur Blair dikutip dari BBC.
Pengumuman itu selang sepekan setelah Departemen Keamanan Dalam Negeri AS memperingatkan meingkatnya ancaman dari terorisme domestiK dan ekstremis brutal yang tak senang dengan hasil pemilihan Presiden AS.
Baca Juga: Wanita Muslim Uighur Dilaporkan Diperkosa di Kamp Penahanan China, AS Lontarkan Ancaman
Beberapa jam setelah pengumuman tersebut, Departemen Kehakiman AS mengungkapkan telah menangkap dan mendakwa anggota top Proud Boys cabang Seattle, Ethan Nordean.
Proud Boys didirikan pada 2016 oleh Gavin McInnes, pendiri bersama dari Vice media. Vice sendiri saat ini telah menjaga jarak dari McInnes dan Proud Boys.
Kelompok ini terdiri dari seluruhnya pria dan dikenal anti-imigran, serta memiliki sejarah konfrontasi politik penuh kekerasan.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV