> >

Selain Kudeta Myanmar, Ini 5 Kudeta Berbahaya Sepanjang 30 Tahun Terakhir

Kompas dunia | 1 Februari 2021, 14:07 WIB
Pendukung militer Myanmar lakoni demonstrasi terkait tuduhan kecurangan pada pemilihan umum. (Sumber: AP Photo/Thein Zaw)

3. Kudeta Venezuela, 1992

Hugo Chavez memimpin upaya kudeta pada Februari 1992 di Venezuela. Kudeta ini dimotori gerakan sosial Gerakan Revolusioner Bolivarian-200 (MBR-200). 

Upaya ini gagal. Hugo Chavez dipenjara.

Namun, upaya kudeta kedua kembali terjadi pada 27 November untuk melengserkan Presiden Carlos Andres Perez. Kudeta kedua ini berhasil merebut stasiun televisi pemerintah dan pangkalan udara utama.

Kudeta ini gagal, tetapi membantu Chavez kemudian mencapai tampuk kekuasaan Venezuela beberapa tahun kemudian.

Kudeta ini memakan korban 80 warga sipil, menewaskan 14 tentara, dan melukai 50 tentara. Pemerintah Perez juga membunuh 40 orang tanpa pengadilan. Pemerintah juga melakukan penahanan sewenang-wenang.

4. Kudeta Thailand, 2006

Angkatan Darat Kerajaan Thailand menggulingkan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra pada 19 September 2006. Pihak militer melakukan kudeta karena alasan krisis politik dan korupsi selama pemerintahan Shinawatra.

Pihak militer diketahui dekat dengan keluarga raja Bhumibol.

Namun, Jenderal Prem Tinsulanonda yang diduga menjadi dalang kudeta juga dituduh menyuap para perwira militer sebesar 1,5 juta baht. Suap ini dilakukan agar pihak militer bersatu dalam kudeta itu.

Tuduhan itu menyebabkan militer membatalkan pemilu dan konstutsi, menyensor media, melarang seluruh protes, dan mendeklarasi darurat militer nasional.

Upaya kudeta militer di Thailand ini sudah terjadi belasan kali sejak 1932. Ini termasuk kudeta pada 2014.

5. Revolusi Oranye Ukraina, 2004-2005

Protes dan aksi politik terus-menerus membara di Ukraina selama November 2004 hingga Januari 2005. Masyarakat berdemo memprotes kecurangan dalam pemilihan presiden Ukraina.

Masyarakat Ukraina melihat korupsi besar-besaran, penipuan, dan intimidasi pada para peserta pencoblosan di sekitar pilpres itu.

Ibu Kota Ukraina, Kiev menjadi pusat protes. Namun, kudeta masyarakat itu berjalan secara nasional. Masyarakat ramai-ramai melakukan pembangkangan sipil, pemogokan kerja, dan aksi duduk untuk menggulingkan Viktor Yanuokovych.

Diperkirakan ratusan ribu hingga satu juta pemrotes meninggal selama revolusi ini.

Penulis : Ahmad-Zuhad

Sumber : Kompas TV


TERBARU