Ribuan Ayam Mati Kepanasan di Jalanan Malaysia, Berkurang Setelah Kemacetan Terurai
Kompas dunia | 1 Februari 2021, 06:15 WIBSINGAPURA, KOMPAS.TV - Ribuan ayam mati mengenaskan di jalanan Malaysia minggu lalu setelah tertahan begitu lama di perbatasan dengan Singapura, saat mereka akan diantarkan dari Malaysia ke Singapura, demikian dilansir Straits Times, Minggu, (31/01/2021).
Importir ayam hidup Singapura, seperti dikutip dari Straits Times, mengatakan ribuan ayam itu mati kepanasan dalam kondisi berhimpitan di kotak-kotak pengiriman ayam hidup saat antri di perbatasan Malaysia dan Singapura, menunggu ijin masuk.
Kemacetan antrian perbatasan paling parah terjadi hari Rabu, (27/01/2021) dan keesokan harinya, sementara supir angkut sudah terjebak kemacetan perbatasan sejak Senin sebelumnya.
Baca Juga: Dipenjara karena Bercinta dengan Ayam, Masa Tahanan Pria Ini Akhirnya Dikurangi
Oh Wei Chiat, kepala operasional perusahaan bernama Boong Poultry mengatakan, perusahaannya punya empat hingga lima truk berisi ayam yang masuk dari Johor ke Singapura setiap harinya.
200 hingga 300 ayam, atau sekitar 10 persen, tidak bisa bertahan hidup dalam perjalanan karena berbagai hal.
Oh mengatakan,"Salah satu sebabnya adalah kepanasan. Ayam-ayam itu juga berhimpitan untuk waktu yang lama, karena perlu waktu dua hingga tiga jam untuk tiba di pos perbatasan dan 12 jam macet di perbatasan. Ayam-ayam itu tidak punya makanan dan minuman, karena kami biasanya tidak memberi mereka makan sebelum pengiriman,"
Baca Juga: Harga Telur Kian Anjlok, Peternak Ayam Terancam Bangkrut
Johnson Toh, direktur Peternakan Ayam Toh Thye San yang mengimpor ayam mengatakan, sekitar 2,000 ayam mati setelah kemacetan selama 9 hingga 11 jam di pos perbatasan, hanya di dua hari puncak kemacetan.
Namun situasi membaik sejak Jum'at, dua hari lalu.
Ketua Asosiasi Pedagang Unggas Singapura, Ong Kian Sun mengatakan, "kemacetan sudah lebih pendek, namun kita semua harus menunggu sampai minggu depan untuk melihat perbaikan situasi,"
Oh mengatakan dia sudah mengubah jadwal pengiriman untuk memastikan ayam-ayam yang dikirim punya peluang hidup lebih menjanjikan.
Baca Juga: Harga Pakan Ternak Naik, Peternak Ayam Terpaksa Merugi
"Daripada memulai perjalanan di pagi hari, kami akan mulai mengantri di pos pemeriksaan mulai tengah malam jadi cuaca bisa diterima oleh ayam-ayam itu,"
Otoritas Pos Pemeriksaan dan Imigrasi, Kementerian Perdagangan dan Industri serta Badan Makanan Singapura dalam pernyataan bersama hari Jum'at mengatakan, pihak berwenang mahfum akan kemacetan yang dialami supir kargo di pos pemeriksaan Tuas.
Mereka mengatakan, "Kemacetan itu adalah akibat dari dua faktor. Volume kargo sudah kembali ke tingkat sebelum Covid, dan karena Bangunan Sultan Iskandar di Malaysia terus ditutup dari jam 7 malam hingga jam 7 pagi, lalu juga karena menjelang Imlek, volume kargo sekarang jadi lebih terpusat pada waktu-waktu tertentu, sehingga meyebabkan kemacetan,"
Baca Juga: Viral 6 Ribu Warga Cianjur Dapat Bansos Ayam Hidup
Pihak berwenang di Singapura menambahkan, lokasi tes Covid-19 juga kena masalah teknis hari Rabu lalu
Sejak 22 Januari, supir angkut yang masuk Singapura lewat jalur darat harus menjalani tes Covid-19 antigen (ART). Siapapun yang hasilnya positif tidak dapat ijin masuk.
Hasil dari masalah teknis itu, penyedia jasa tes Covid di perbatasan harus bekerja manual yang makin menambah runyam antrian di perbatasan.
Seluruh isu itu, seperti dilaporkan Straits Times, sudah dipecahkan dan sejumlah kiat lain sudah dijalankan untuk mempercepat antrian, tutur pernyataan itu.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV