Penelitian Menyebut Tertular Covid-19 Mungkin Bisa Menurunkan Tingkat Kesuburan Pria
Kompas dunia | 29 Januari 2021, 17:39 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Bila anda laki-laki dan tertular Covid-19, sebuah penelitian yang dilakukan atas bukti eksperimental menyimpulkan, Covid-19 akan merusak kualitas sperma dan menurunkan tingkat kesuburan pria, demikian dilansir AFP yang dikutip Straits Times, Jum'at, (29/01/2021)
Menurut penelitian tersebut, Covid-19 dapat meningkatkan kematian sel sperma, inflamasi, dan apa yang disebut sebagai ketegangan oxidatif, seperti dilaporkan sekelompok peneliti di jurnal ilmiah Reproduction hari Jum'at, (29/01/2021).
"Temuan ini memberi kita semua bukti eksperimental pertama bahwa sistem reproduksi ternyata juga bisa disasar dan mengalami kerusakan oleh Covid-19," tutur penelitinya.
Baca Juga: Penelitian: Indonesia Urutan 85 Kinerja Penanganan Covid-19, Selandia Baru Terbaik, Brazil Terburuk
Para pakar yang memberi komentar ilmiah atas penelitian tersebut diantaranya mengatakan, sejauh ini sesungguhnya belum terbukti apakah virus Corona membahayakan tingkat kesuburan pria.
Covid-19 jelas menyerang pernapasan, terutama bagi kalangan lansia dan mereka yang punya masalah kesehatan sebelumnya.
Sejauh ini sudah tembus 100 juta orang yang terjangkit Covid-19, secara kumulatif, sejak virus Corona pertamakali terdeteksi di China pada akhir tahun 2019
Covid-19 ditularkan melalui tetes pernapasan dan bila sudah tertular, virus Corona akan menyerang paru-paru, ginjal, usus, dan jantung.
Baca Juga: Fakta-fakta Tentang Sperma
Penelitian-penelitian awal menunjukkan, virus itu juga bisa menginfeksi perangkat reproduksi pria, melumpuhkan pertumbuhan sel sperm, dan mengganggu hormon reproduksi.
Pasalnya, reseptor yang sama yang digunakan virus untuk mengakses jaringan paru-paru juga ditemukan di buah zakar.
Namun sementara masih bisa digarisbawahi, sejauh ini belum jelas kemampuan virus Corona dalam memberi dampak kepada pria untuk beranak-pinak.
Behzad Hajizadeh Maleki dan Bakhtyar Tartibian dari Universitas Justus Liebig Jerman meneliti penanda biologis yang boleh jadi memberi indikasi adanya dampak negatif terhadap kesuburan.
Baca Juga: Kontroversi RUU Ketahanan Keluarga: Atur LGBT, BDSM, hingga Donor Sperma
Analisis dilakukan selama 60 hari dengan interval 10 hari, pada 84 pria yang terinfeksi Covid-19 dan hasilnya dibandingkan dengan 105 pria sehat.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV