> >

Wolf Moon, Fenomena Langit Tersisa di Akhir Januari 2021

Kompas dunia | 28 Januari 2021, 10:14 WIB
ilustrasi bulan purnama (Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com)

Fenomena langit berikutnya yang sudah terjadi yakni bulan sabit tua akan berdekatan dengan Venus sebelum fajar menyingsing pada 12 Januari 2021 lalu.

Venus terbit lebih dahulu pada pukul 04:28 WIB disusul Bulan sabit pukul 04:32 WIB.

Keduanya hanya terpisah 1,48 derajat dan berada pada ketinggian 13 derajat dari ufuk ketika Matahari terbit.

Keduanya mudah terlihat pada pagi hari menjelang Matahari terbit. 

Baca Juga: NASA Siapkan Astronot Perempuan Pertama yang Akan Menginjakkan Kaki di Bulan

Puncak hujan meteor Gamma-Ursae Minorid

Hujan meteor Gamma-Ursae Minorid aktif pada 15-25Januari 2021.

Puncak hujan ini berlangsung pada 20 Januari pukul 05:00 WIB. Sehingga pemandangan terbaik untuk menyaksikan hujan ini sebelum fajar.

Seperti namanya, hujan meteor ini bisa terlihat di rasi bintang Ursa Minor.

Dari Jakarta, hujan meteor ini terlihat pada dini hari sekitar pukul 02:11 WIB di arah horizon timur. Hujan meteor akan terus aktif hingga fajar menjelang pukul 05:30 WIB, seperti dilansir In The Sky. 

Konjungsi Bulan-Mars

Berikutnya pada 21 Januari 2021, bulan berkonjungsi dengan Mars dan diamati setelah Matahari terbenam sampai tengah malam.

Keduanya berada pada ketinggian 67 derajat saat Matahari terbenam di ufuk barat. 

Bulan berada 4,5 derajat di selatan Mars dan diamati sampai kisaran pukul 23:57 WIB saat keduanya mulai menghilang di horison.

Baca Juga: Kreasi Kuliner dengan Teknik Gastronomi Molekuler

Konjungsi Mars-Uranus

Hari berikutnya pada 22 Januari 2021 

Arah barat daya dihiasi dengan konjungsi Mars-Uranus pada tanggal tersebut selepas senja. Keduanya bisa dilihat di arah 7 derajat barat daya.

Mars pun terlihat lebih cerah dibanding Uranus yang jauh lebih redup.

Uranus bakal terpisah 1,6 derakat atau seukuran ibu jari pengamat dari Mars.

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU