Selandia Baru Catat Kasus Covid-19 Komunitas, Kasus Pertama Dalam Dua Bulan Terakhir
Kompas dunia | 25 Januari 2021, 04:35 WIBWELLINGTON, KOMPAS.TV – Selandia Baru mengumumkan kasus pertama Covid-19 yang menyebar dalam komunitas, untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir. Hal ini diumumkan oleh Menteri Tanggap Covid-19 Selandia Baru, Chris Hipkins, Minggu (24/1/2021).
Selandia Baru terakhir kali mencatatkan kasus Covid-19 dalam komunitas masyarakat adalah pada 18 November lalu. Kasus penyebaran di komunitas saat itu cepat diberantas karena kota Auckland langsung ditutup. Karena sudah tidak ditemukan kasus virus corona dalam masyarakat, maka saat ini kehidupan di Selandia Baru sudah kembali normal, tanpa memakai masker dan menjaga jarak sosial.
Diumumkannya kasus baru dalam komunitas di Selandia Baru ini cukup mengejutkan negara di kawasan Pasifik ini. Pengumuman tambahan satu kasus dalam komunitas, langsung disiarkan dalam program Breaking News dalam televisi nasional.
Baca Juga: Pandemi Sudah Terkendali, Selandia Baru dan Cook Islands Buka Perjalanan Bebas Karantina
Satu kasus virus corona baru, ditemukan pada seorang perempuan berusia 56 tahun. Ia tiba di Auckland pada 30 Desember lalu, setelah mengunjungi Spanyol dan Belanda selama empat bulan. Warga Selandia Baru ini kemudian pulang ke negara asalnya dengan penerbangan yang berangkat dari London.
Ia menjalani masa karantina selama 14 hari di Hotel Pullman Auckland dan telah menjalani tes Covid-19 selama masa karantina sebanyak dua kali. Saat itu, dia mendapatkan hasil tes negatif dalam dua tes yang dilakukan selama masa karantina. Kemudian ia meninggalkan tempat isolasi yang dikelola pemerintah pada 13 Januari 2021.
Ia kemudian melakukan perjalanan keliling Pulau Utara Selandia Baru bagian Selatan. Dalam aplikasi Covid-19 Tracer yang dikembangkan pemerintah Selandia Baru, tercatat dia pernah mengunjungi 30 tempat wisata populer di negara ini.
Kemudian seminggu terakhir, ia mengalami gejala sakit ringan seperti nyeri otot. Hasil tes selanjutnya pada Sabtu (23/1/2021) malam, menunjukkan bahwa dia positif Covid-19.
Saat ini ia dan suaminya menjalani isolasi mandiri di rumahnya di Whangarei. Petugas kesehatan menyatakan dia tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Pemerintah Selandia Baru langsung bekerja melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang melakukan kontak erat dengan wanita ini. Empat orang yang melakukan kontak erat dengan wanita itu langsung dilacak. Pemerintah juga menghubungi Hotel Pullman tempat ia menjalani masa karantina. Di saat yang bersamaan, ada 600 orang yang melakukan karantina di hotel tersebut.
Maskapai yang membawa wanita ini terbang dari Inggris ke Selandia Baru juga telah dihubungi. Sedangkan 30 tempat yang dikunjungi wanita itu akan diumumkan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Pendatang ke Selandia Baru Wajib Membawa Hasil Tes Bebas Covid-19
Menteri Tanggap Covid-19 Selandia Baru, Chris Hipkins, mengatakan masih terlalu dini untuk menetapkan apakah penularan telah dimulai di komunitas.
“Terlalu dini untuk berspekulasi tentang bagaimana seharusnya tanggapan [pemerintah] kami. Kami belum memiliki informasi yang relevan untuk membuat keputusan itu, "kata Hipkins.
Hipkins menolak untuk menjelaskan, apakah tingkat kewaspadaan di Selandia Baru akan dinaikkan.
"Sama sekali tidak perlu panik atau melakukan perilaku semacam itu."
Penyakit yang dialami wanita tersebut, menunjukkan bahwa virus mulai menyebar begitu dia meninggalkan isolasi yang dikelola pemerintah.
Baca Juga: Bebas Covid, Warga Selandia Baru Sudah Bisa ke Festival Musik
Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru Ashley Bloomfield mengatakan, pemerintah Selandia Baru akan mengikuti "pendekatan hotspot" yang diambil oleh pemerintah New South Wales di Australia baru-baru ini. Ia meminta siapa pun yang telah mengunjungi tempat-tempat yang dikunjungi oleh orang yang terinfeksi, untuk tinggal di rumah, mengisolasi diri dan melakukan pengujian.
Selandia Baru dianggap sebagai salah satu negara yang paling berhasil dalam menanggulangi virus Covid-19. Hingga saat ini, Selandia Baru hanya melaporkan kurang dari 2.000 kasus Covid-19 pada tahun 2020 dan 26 kematian.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV