PBB: Laporan Perkosaan yang Menimpa Perempuan Pengungsi Tigray Ethiopia Meningkat
Kompas dunia | 24 Januari 2021, 02:08 WIBNAIROBI, KOMPAS.TV – Dugaan adanya kekerasan seksual yang menimpa para pengungsi muncul di Tigray, Ethiopia, demikian diungkapkan perwakilan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) urusan kekerasan seksual di wilayah konflik, di Nairobi, Kenya, Kamis malam (21/1). Sementara itu, akibat terbatasnya akses bagi penyaluran bantuan kemanusiaan, para perempuan dan gadis korban kekerasan seksual tersebut tak dapat tertangani dengan baik.
“Ada pula laporan yang mengganggu, bahwa sejumlah individu diduga dipaksa memperkosa anggota keluarga mereka sendiri, di bawah ancaman aksi kekerasan,” ujar utusan khusus PBB Pramila Patten dalam pernyataannya seperti dilansir dari Associated Press. “Sejumlah perempuan juga dilaporkan dipaksa oleh tentara untuk berhubungan seks sebagai alat tukar mendapatkan bahan bantuan mendasar. Pusat-pusat medis juga mengindikasikan peningkatan permintaan alat kontrasepsi darurat dan alat tes infeksi penyakit menular seksual.”
Baca Juga: Staf PBB Sempat Ditembaki Saat Berupaya Menerobos Kawasan Peperangan Tigray di Ethiopia
Kawasan Tigray di Ethiopia dilanda peperangan sejak November lalu antara tentara Ethiopia dan para pemimpin pemberontak Tigray yang sebelumnya mendominasi pemerintahan Ethiopia.
Juru bicara kantor PBB urusan kekerasan seksual di wilayah konflik tak menyebutkan secara spesifik menyoal elemen militer yang terlibat dalam aksi kekerasan seksual tersebut.
Lebih lanjut, Patten menambahkan, “Ada peningkatan laporan tentang kekerasan seksual terhadap para perempuan dan gadis di dalam kamp pengungsi.”
Baca Juga: Menghindari Konflik, Penduduk Tigray Mengungsi ke Sudan Menyebrangi Sungai Tekeze
Pemerintah Ethiopia menyatakan, bantuan kemanusiaan telah mengalir ke kawasan Tigray. Wakil Perdana Menteri Demeke Mekonnen pada Jumat (22/1) menyatakan pada Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab yang tengah berkunjung, sebanyak 85% koridor bantuan kemanusiaan di Tigray kini telah terbuka.
Namun, para pekerja kemanusiaan mengatakan yang sebaliknya bahwa akses menuju kawasan Tigray tetap terbatas. Bantuan kemanusiaan juga kerap harus didampingi oleh tentara Ethiopia.
Baca Juga: Umumkan Penyerangan ke Tigray, Perdana Menteri Ethiopia: Masyarakat Sipil Tak Akan Dilukai
“Laporan-laporan yang kami terima terkait adanya dugaan kekerasan seksual selama konflik di Tigray ini sungguh mengerikan,” kata Kepala Kemanusiaan PBB untuk Afrika Timur dan Selatan, Gemma Connell dalam pernyataan terpisah pada Jumat.
Lebih lanjut ia menambahkan, “Para penyintas kekerasan seksual ini hendaknya tidak dilihat sebagai statistik belaka, namun sebagai individu perempuan dan gadis yang hidupnya sungguh terdampak akibat aksi kekerasan yang menimpa mereka.”
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV