Rusia Sambut Baik Usulan AS Perpanjang Traktat Nuklir New START
Kompas dunia | 22 Januari 2021, 21:08 WIBPembicaraan tentang perpanjangan kontrak tahun lalu juga dibayangi ketegngan antara kedua negara yang dipicu krisis Ukraina, dugaan campur tangan Rusia pada pemilu AS tahun 2016, dan hal-hal lain.
Terlepas dari usulan perpanjangan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, Biden tetap berkomitmen agar Rusia ‘bertanggung jawab atas dugaan keterlibatan pada peretasan Solar Wind, campur tangan pada pemilu tahun 2020, upaya meracuni figur oposisi Alexei Navalny, dan tentang tudingan bahwa Rusia menawarkan imbalan kepada Taliban untuk membunuh tentara Amerika Serikat di Afghanistan.
Baca Juga: Hadiri Pertemuan di New York, Indonesia Dukung Wujudkan Dunia Bebas Senjata Nuklir
Saat ditanyakan tentang komentar Psaki, Peskov menegaskan kembali bantahan keterlibatan Rusa dalam berbagai peristiwa itu.
Setelah Moskow dan Washingto mundur dari Traktat Senjata Nuklir Jarak Menengah tahun 2019, Traktat New START sekarang hanya satu-satunya kesepakatan pembatasan senjata nuklir antara kedua negara.
Pendukung pengendalian senjata dengan menyerukan perpanjangan traktat New START, sambil memperingatkan pengabaiannya akan menghilangkan peluang untuk saling mengawasi kekuatan nuklir masing-masing negara.
Baca Juga: Putin Ancam Kembangkan Rudal Nuklir yang Dilarang AS
Pekan lalu, Rusia juga menyatakan akan mengikuti AS untuk menarik diri dari Perjanjian Open Skies yang memungkinkan penerbangan pengawasan di atas fasilitas militer untuk membantu membangun kepercayaan dan transparansi antara Rusia dan Barat.
Sementara Rusia selalu menawarkan untuk memperpanjang New START selama lima tahun, Trump menegaskan hal itu merugikan AS dan pada awalnya bersikeras agar China ditambahkan ke dalam perjanjian itu, yang ditolak mentah-mentah oleh Beijing.
Pemerintahan Trump kemudian mengusulkan untuk memperpanjang New START hanya untuk satu tahun dan juga berusaha untuk memperluasnya untuk memasukkan batasan senjata nuklir medan perang.
Baca Juga: Militer Rusia Latihan Peluncuran Rudal Nuklir
Mosko menyatakan tetap membuka diri kepada Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan lain di bidang senjata nuklir, terutama tentang pembatasan senjata prospektif lain di masa depan, tetapi menekankan bahwa memperpanjang New START Baru sangat penting untuk stabilitas global.
Diplomat Rusia mengatakan bahwa calon rudal balistik antarbenua berat Sarmat Rusia dan pesawat hipersonik Avangard dapat dihitung bersama dengan senjata nuklir Rusia lainnya di bawah perjanjian tersebut.
Sarmat masih dalam pengembangan, sementara unit rudal pertama yang dipersenjatai dengan Avangard mulai beroperasi pada Desember 2019.
Militer Rusia mengatakan Avangard mampu terbang 27 kali lebih cepat dari kecepatan suara dan dapat melakukan manuver tajam dalam perjalanan ke target untuk melewati sistem pertahanan rudal.
Sistem Avangard ini telah dipasang ke rudal balistik antarbenua Soviet yang ada, namun bukan hulu ledak tipe lama, dan di masa depan dapat dipasang ke peluru kendali Sarmat yang lebih kuat.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV