> >

Kenapa Hambali Diadili di Pengadilan Militer Amerika Serikat? Ini Alasannya

Kompas dunia | 22 Januari 2021, 11:08 WIB
Encep Nurjaman alias Riduan Isamuddin alias Hambali akan menjalani persidangan militer Amerika Serikat seperti diumumkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat 21 Januari 2021 (Sumber: New York Times)

Hambali berargumen bahwa gereja tidak hanya digunakan untuk beribadah, dan bertanggung jawab atas kerusuhan di Ambon, Indonesia. Sumber tersebut menyatakan Hambali menginginkan gereja diserang pada malam Natal 2000.

Sumber FBI menyatakan Hambali bersembunyi di Pakistan dan Afghanistan sejak Februari 2001 karena terlibat dalam penyerangan Desember 2000 terhadap gereja-gereja di Indonesia.

Baca Juga: Terbongkar Pusat Latihan Teroris Jamaah Islamiyah di Jateng, 95 Pemuda Berbakat Dilatih Merakit Bom

Hambali mengawasi rencana pemboman kedutaan besar Amerika Serikat, Australia, dan Inggris di Singapura.

Sumber FBI membahas tentang "plot Singapura". Menurut sumber tersebut, pada 1999, Hambali memberi sumber FBI sebuah peta dan rekaman video stasiun MRT Yishan di Singapura, dan meminta sumber tersebut untuk menulis proposal tentang bagaimana mereka akan melakukan serangan atas tempat tersebut.

Pada Mei 1999, ketika sumber FBI ini menyelesaikan proposal, dia menunjukkannya kepada Hambali di Kuala Lumpur, Malaysia.

Hambali menyukai proposal tersebut dan mengatakan kepada sumber untuk membawa rekaman itu ke Afghanistan.

Hambali menyambungkan sumber FBI ini dengan pejabat tinggi lapangan Al-Qaida sehingga sumber FBI ini dapat mengontak orang tersebut saat tiba di Pakistan.

Baca Juga: Upik Lawanga, Teroris Jamaah Islamiyah Berjuluk Profesor

Hambali mengorkestrasi dan mendanai serangan simultan bom malam natal tahun 2000 di Indonesia

Pada 12 Oktober 2002, setidaknya 187 orang tewas terbunuh dan 300 orang luka-luka saat ledakan menghancurkan sebuah klub malam yang dipenuhi ratusan turis di pulau Bali.

Seorang sumber dalam Penyelidikan FBI menyatakan kontak terakhir dirinya dengan Hambali adalah pertengahan Januari 2002 di Thailand.

Sumber FBI itu menyatakan Hambali mendiskusikan pelaksanaan serangan. Rencana Hambali saat itu adalah melaksanakan serangan bom kecil di berbagai bar, kafe, atau klub malam yang banyak dikunjungi orang Barat di Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia.

Baca Juga: Upaya Deradikalisasi, Baasyir dan Keluarga Didekati BNPT

Sumber FBI itu juga menyatakan Hambali mengklaim dirinya memiliki satu ton bahan peledak di Indonesia.

Hambali adalah pemimpin kelompok Mujahidin Malaysia yang agendanya adalah menggulingkan pemerintahan Malaysia

Hambali terkait dengan perekrutan organisasi siswa asing di Pakistan bernama al Ghuraba, yang diluncurkan untuk membantu membangun organisasi Jamaah Islamiyah di Pakistan.

Hambali adalah komandan operasi Jamaah Islamiyah dan merupakan kontak utama Al-Qaida di Asia Tenggara, dan

Sebuah dokumen yang disita saat penangkapan Hambali berisi instruksi untuk membuat bom rompi yang biasa digunakan pembom bunuh diri.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU