Mesir Umumkan Penemuan Besar Situs Arkeologi Saqqara, Apa Isinya?
Kompas dunia | 17 Januari 2021, 23:59 WIBKAIRO, KOMPAS.TV - Mesir mengumumkan penemuan harta karun baru di situs Saqqara, sebelah selatan Kairo pada Sabtu (16/01/2021).
Termasuk di antara temuan itu adalah kuil pemakaman kuno. Kementerian Pariwisata dan Barang Antik Mesir mengatakan, tim arkeolog Mesir mendapat temuan besar yang termasuk lebih dari 50 sarkofagus.
Salah satu yang ditemukan adalah sebuah sarkofagus berusia 3,000 tahun, sebuah penemuan yang dikatakan Ketua Tim Arkeolog Mesir, Zahi Hawass, "akan menulis ulang sejarah,"
Seperti dilansir dari AFP, Sabtu (16/01/2021), Sarkofagus kayu itu ditemukan di 52 titik pemakaman pada kedalaman 10 hingga 12 meter.
Ketua Tim Arkeolog Mesir Zahi Hawass menyebutkan, di situs itu ditemukan kuil pemakaman Ratu Naert, istri Raja Teti serta tiga gudang dari batu bata juga ditemukan di situs tersebut.
Baca Juga: Segel Mesir Kuno Berusia Ribuan Tahun Ditemukan di Tokat, Turki
Saqqara adalah situs kuburan luas di ibu kota Mesir kuno Memphis dan masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Dalam situs itu, terdapat lebih dari selusin piramida, kuil kuno, dan situs pemakaman hewan.
Pada November 2020, Mesir mengumumkan penemuan lebih dari 100 sarkofagus utuh, yang menjadi penemuan terbesar Mesir tahun lalu.
Peti mati kayu yang ditemukan saat itu, berasal dari lebih dari 2.500 tahun dan milik pejabat tinggi dari Periode Akhir dan periode Ptolemeus Mesir Kuno.
Saat itu, Menteri Purbakala dan Pariwisata Khaled al-Anani meramalkan isi Saqqara belum semuanya terungkap.
Baca Juga: Mesir Pamerkan Penemuan Peti Mati Berisi Mumi di Pekuburan Firaun, Usianya 2.500 Tahun
"Penemuan ini menulis ulang sejarah Saqqara dan lebih khusus lagi sejarah Kerajaan Baru, yang dimulai 3.000 tahun lalu," kata Hawass kepada AFP, Minggu.
Hawass juga mengatakan timnya telah menemukan total 22 terowongan.
"Salah satu peti mati milik seorang tentara. Kami menemukan kapak yang dia gunakan untuk bertempur," kata Hawass.
Sebuah sarkofagus batu juga ditemukan, tambahnya, serta "sebuah papirus sepanjang sekitar lima meter yang berisi bab 17 dari kitab orang mati ... topeng, perahu kayu, permainan yang biasa dimainkan orang Mesir kuno".
Permainan yang dikenal dengan Senet dan game 20 itu, katanya, ditempatkan di kuburan agar orang mati bisa bermain di akhirat.
Mereka yang menang di Senet "akan pergi ke dunia lain, ke lapangan Aaru - inilah surga Mesir kuno," kata Hawass.
“Ini penemuan langka dan baru karena sebagian besar artefak yang kami temukan berasal dari Kerajaan Baru, sedangkan di Saqqara biasanya sekitar 500 SM,” tambahnya.
Baca Juga: Wow, 59 Peti Mati Berusia Lebih dari 2.500 Tahun Ditemukan di Mesir
Artefak yang digali oleh tim sejauh ini hanya mewakili 30 persen dari yang diharapkan, kata Hawass, seraya menambahkan bahwa 70 persen masih terkubur di bawah pasir Saqqara.
Kementerian tersebut mengatakan tim juga telah menemukan "kuil pemakaman Ratu Nearit, istri Raja Teti, yang sebagian telah ditemukan dalam beberapa tahun terakhir".
Tiga gudang yang terbuat dari batu bata juga ditemukan di situs tersebut dan digunakan untuk menyimpan persembahan ritual kepada para dewa, katanya.
Situs Saqqara juga merupakan rumah bagi piramida bertingkat Djoser, salah satu yang paling awal dibangun di Mesir kuno.
Baca Juga: Wow, 59 Peti Mati Berusia Lebih dari 2.500 Tahun Ditemukan di Mesir
Akhir tahun ini, pemerintah Mesir punya rencana meresmikan Museum Mesir Agung di dataran tinggi Giza, lokasi piramida Giza yang terkenal.
Museum tersebut mulanya akan dibuka pada 2020 lalu, namun terpaksa diundur karena pandemi Covid-19.
Beberapa laporan menyebutkan, pembangunan musium baru itu menelan biaya sebesar 1 miliar dollar AS dan akan menjadi salah satu museum terbesar di dunia yang didedikasikan untuk satu peradaban.
"Ini luar biasa karena menghadap ke Piramida Agung Giza dan memiliki arsitektur yang indah.
Seluruh koleksi unta Tutankhamun akan ditampilkan untuk pertama kalinya dengan lebih dari 5.000 objek," kata Menteri Pariwisata dan Barang Kuno Mesir Khaled el-Enany.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV