Kyrgyztan Laksanakan Pemungutan Suara Memilih Presiden Baru
Kompas dunia | 10 Januari 2021, 18:41 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Para pemilih di Kyrgyzstan memberikan suara pada hari Minggu (01/01/2021) dalam pemilihan presiden awal yang juga akan menentukan seberapa besar kekuasaan presiden berikutnya.
Pemungutan suara dalam pemilu ini menyusul penggulingan presiden sebelumnya pada bulan Oktober lalu.
Negara Asia Tengah bekas bagian dari Uni Soviet itu tenggelam dalam kekacauan setelah pemilihan parlemen tahun lalu yang dimenangkan partai-partai pro-pemerintah.
Hasil tersebut memunculkan protes dari kalangan oposisi yang menuduh pemerintah mencurangi pemungutan suara dan memaksa Presiden Sooronbai Jeenbekov mundur pada 15 Oktober.
Baca Juga: Rusia Kirim 300 Instruktur Militer ke Republik Afrika Tengah
Dalam kekacauan yang terjadi, pengunjuk rasa membebaskan tokoh oposisi Sadyr Zhaparov, seorang politisi berusia 52 tahun, kemudian mempelopori pencopotan Jeenbekov dari jabatannya.
Dalam pemilihan presiden kali ini, Zhaparov diperkirakan akan memenangkan kursi kepresidenan.
Pergolakan di Kyrgyztan sudah terjadi tiga kali selama 15 tahun terakhir, dimana yang terbaru adalah presidennya dipaksa mundur oleh pemberontakan dari rakyatnya sendiri.
Pemberontakan sebelumnya terjadi tahun 2005 dan 2010 sementara gejolak terbaru didorong oleh persaingan antar suku yang mendominasi politik negara.
Baca Juga: Rusia, Armenia dan Azerbaijan Tandatangani Perjanjian Trilateral Untuk Mengakhiri Konflik
Zhaparov dipenjara sejak 2017 atas tuduhan penculikan, menjadi pemimpin sementara negara itu, tetapi dia melepaskan posisi itu untuk dapat mencalonkan diri sebagai presiden seperti yang diwajibkan oleh aturan pemilihan umum negara tersebut.
Namun terlepas dari itu, Zhaparov diperkirakan akan terus mengambil keputusan, mengandalkan sekutunya di parlemen dan diperkirakan akan menang dari 16 pesaingnya dalam pemilu kali ini.
Zhaparov juga mendorong referendum konstitusi pada hari Minggu yang akan menentukan apakah negara tersebut harus memperkuat kekuasaan kepresidenan.
Baca Juga: Pemerintah China: Kami Tidak Ikut Campur dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat
Kyrgyzstan, adalah anggota aliansi ekonomi dan keamanan yang didominasi Rusia, menjadi tuan rumah pangkalan udara Rusia dan bergantung pada dukungan ekonomi Moskow.
Sebelumnya, pangkalan militer tersebut adalah lokasi pangkalan udara AS yang berfungsi sebagai pusat transportasi utama untuk perang di Afghanistan.
Rusia telah menyuarakan keprihatinan tentang kekacauan di Kyrgyztan tetapi menahan diri untuk tidak mendukung salah satu kandidat presiden.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV