> >

Sempat Ditangguhkan Twitter selama 12 Jam, Akun Donald Trump Bisa Kembali Digunakan

Kompas dunia | 8 Januari 2021, 15:05 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Twitter akhirnya mengizinkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk kembali menggunakan akunnya.

Sebelumnya, mikroblog tersebut sempat mengangguhkan akun Trump selama 12 jam sejak Kamis, (7/1/2021) waktu setempat.

Hal itu terkait cuitannya yang dinilai bisa membuat demonstrasi para pendukung Trump di Gedung Capitol, yang dimulai Rabu (6/1/2021), bisa semakin parah.

Baca Juga: Kim Jong-un Nyatakan Akan Bina Hubungan Baik dengan Dunia Luar

Meski mengizinkan akun Trump untuk kembali diaktifkan, Twitter mengancam akan menangguhkannya secara permanen jika dia kembali melanggar peraturan mereka.

Apa yang dilakukan Twitter, berbeda dengan Facebook, yang menangguhkan akunnya tanpa batas waktu.

Twitter sendiri menegaskan ini merupakan peringatan terakhir bagi sang presiden.

Baca Juga: Anggota Parlemen Bahas Pemakzulan Trump, Mungkinkah Terjadi di Sisa 13 Hari Pemerintahannya?

“Setelah cuitannya kami hapus dan periode penangguhannya selama 12 jam berakhir, @realDonaldTrump dipulihkan,” bunyi pernyataan Twitter dikutip dari BBC.

“Setiap pelanggaran peraturan Twitter di masa mendatang, termasuk Kebijakan Integritas Sipil atau atau Ancaman Kekerasan yang kami miliki, akan mengakibatkan penangguhan permanen akun @realDonaldTrump,” tambahnya.

Twitter memang menjadi platform media sosial yang sering digunakan Trump ketimbang Facebook atau yang lainnya.

Baca Juga: Boeing Bayar Ganti Rugi 2,5 Miliar Dollar AS Atas Kesalahan 737 Max

Seelumnya, Trump sempat melabeli pendukungnya yang menyerbu Gedung Capitol sebagai patriot.

Dia juga sempat mengungkapkan rasa cintanya pada pendukungnya yang telag melakukan kekerasan tersebut.

Hal itu membuat Twitter, Facebook, Instagram dan Youtube menangguhkan akun milik Trump.

Baca Juga: Trump Akhirnya Legowo dan Berjanji Akan Transfer Kekuasaan dengan Damai

Demonstrasi tersebut merupakan usaha pendukung Trump agar kongres tak meresmikan Joe Biden sebagai Presiden terpilih AS.

Sekaligus usaha mereka untuk memprotes kegagalan Trump mempertahankan kekuasaannya.

Apalagi, pria berusia 74 tahun tersebut kerap meneriakkan adanya kecurangan dan menjanjikan tak adanya transisi kekuasaan yang damai jika dia kalah.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU