> >

Pemerintah India Setujui Vaksin Covid-19 AstraZeneca/Universitas Oxford dan Satu Vaksin Buatan Lokal

Kompas dunia | 3 Januari 2021, 20:57 WIB
Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Universitas Oxford (Sumber: AP Photo)

NEW DELHI, KOMPAS TV — Pemerintah India memberi persetujuan atau ijin penggunaan darurat vaksin Covid-19 hari Minggu (03/01/2021), membuka jalan untuk program vaksinasi massal di seluruh India menghadapi pandemi Covid-19 di negara berpenduduk terpadat kedua di dunia, demikian dilaporkan Associated Press, Minggu (03/01/2021).

Badan Pengatur Obat-Obatan India memberi otorisasi atau persetujuan untuk vaksin yang dibuat AstraZeneca dan Universitas Oxford, sementara persetujuan lain diberikan untuk vaksin yang dibuat perusahaan India Bharat Biotech.

Kepala Pengendali Obat-Obatan India Dr. Venugopal G. Somani hari Minggu mengatakan, vaksin tersebut akan disuntikkan dalam dua dosis, atau dua kali suntikan.

Somani mengatakan, persetujuan lembaganya diambil setelah "pengkajian hati-hati" oleh Organisasi Pusat Kendali Standar Obat-Obatan, yang merupakan regulator farmasi India.

Baca Juga: India Uji Coba Nasional Sistem Pengiriman Vaksin Covid-19

Perdana Menteri India Narendra Modi menanggapi persetujuan tersebut sebagai "titik balik yang menentukan untuk memperkuat perjuangan."

"Ini membuat bangga setiap orang India bahwa dua vaksin yang telah mendapat ijin penggunaan darurat itu, dua-duanya dibuat di India!" tutur Modi di Tweeternya.

AstraZeneca memberi kontrak kepada Serum Institute of India, pembuat vaksin terbesar di dunia, untuk membuat 1 miliar dosis vaksin bagi negara-negara berkembang, termasuk India.

Hari Rabu lalu (30/12/2020), Inggris menjadi negara pertama yang memberi persetujuan atas vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford. 

Baca Juga: India Akan Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Beberapa Minggu ke Depan

Namun vaksin Covid-19 lain yang juga disetujui pada kesempatan yang sama, yaitu vaksin buatan Bharat Biotech, banyak dipertanyakan oleh berbagai pakar kesehatan.

Mereka melihat, uji klinis oleh Bharat Biotech dilakukan baru-baru ini, sehingga hampir tidak mungkin perusahaan itu punya kesempatan menganalisa dan memasukkan data bahwa vaksin mereka efektif mencegah penularan virus Covid-19

India memastikan sudah lebih dari 10,3 juta warganya tertular virus tersebut, urutan kedua setelah Amerika Serikat, walau tingkat penularan sudah menurun signifikan sejak puncaknya bulan September lalu.

Negara itu juga melaporkan adanya 149,000 kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: Kabar Baik, Vaksin AstraZeneca Dapat Izin Edar dari MHRA Inggris

Rencana vaksinasi India menargetkan 300 juta orang hingga Agustus 2021, yang terdiri dari tenaga kesehatan, pekerja garis depan seperti polisi, tentara, dan mereka yang dianggap rentan karena usia atau karena penyakit bawaan.

Kementerian Kesehatan India mengatakan, Untuk vaksinasi yang efektif di penjuru negeri, India sudah melatih 20 ribu tenaga kesehatan agar dapat menyuntikkan vaksin tersebut kepada mereka yang masuk prioritas utama penerima vaksin. 

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU