PM Selandia Baru Jacinda Ardern Diserang Media China setelah Beri Dukungan untuk Australia
Kompas dunia | 3 Desember 2020, 17:31 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menjadi target serangan dari media China setelah dia memberikan dukungan kepada Australia.
Dukungan Selandia Baru terhadap Australia itu terkait kasus foto tentara Australia yang memegang pisau di leher anak Afghanistan.
Foto tersebut pertama kali diunggah juru bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Lijian.
Baca Juga: Putin Puji Keberanian Perdana Menteri Armenia usai Jalin Kesepakatan Damai dengan Azerbaijan
Namun hal itu langsung dibantah oleh Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.
Morrison mengungkapkan cuitan tersebut sebagai sesuatu yang menjijikan dan meminta China segera meminta maaf.
Pernyataan Morrison rupanya mendapat dukungan dari Ardern, yang merasa foto tersebut tidak benar.
Baca Juga: China Sentil Kemarahan Australia Terkait Foto Tentaranya yang Pegang Pisau di Leher Anak Afghanistan
“Ini adalah gambar yang tak faktual. Foto tersebut tidaklah benar,” ujar Ardern dikutip dari New Zealand Herald.
“Agar sesuai dengan posisi prinsip kami mengenai kegunaan gambar seperti itu, kami akan menyampaikan kekhawatiran dan melakukannya secara langsung,” tambah Ardern.
Dukungan Ardern terhadap Selandia Baru, membuat media Pemerintah China, Global Times menjadikannya sasaran kritikan.
Mereka menyebut Selandia Baru sebagai domba yang mengembik, terkait dukungan terhadap Australia.
Baca Juga: Israel Kirimkan 1,1 Miliar Dollar AS Dana Pungutan Pajak untuk Otoritas Palestina
Global Times juga menyebutnya sebagai pengalihan isu atas pembantaian yang dilakukan pasukan khusus Australia terhadap warga sipil Afghanistan.
“Kebersamaan Canberra dan Wellington menegaskan foto tersebut sebagai palsu dan tak faktual, adalah mencoba mengalihkan atnesi masyarakat dari kasus kebrutalan tentara Australia terhadap warga sipil Afghanistan,” tulis mereka.
“Pernyataan Arden tak ada hubungannya dengan bijaksana atau tidak. Itu adalah sesuatu yang harus dia katakan,” lanjutnya.
Baca Juga: Pastikan Kembali Maju pada Pemilihan Presiden 2024, Donald Trump: Sampai Bertemu 4 Tahun Lagi
Global Times juga mengkritik sikap Arden yang menurut mereka telah menerapkan standar ganda.
“Arden telah mendemonstrasikan Selandia Baru tak akan berhenti memainkan trik standar ganda yang biasa dilakukan pihak Barat. Ini juga menjadi bagian dari nilai barat, kebebasan untuk hipokrit,” tutur mereka.
“Politisi Barat tidak menerima gagasan bahwa ada ras lain yang sejajar dengan mereka,” lanjutnya.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV