Luhut Temui Trump, Bawa Pulang Pendanaan Rp 10,5 Triliun untuk Indonesia
Kompas dunia | 19 November 2020, 14:08 WIBWASHINGTON DC, KOMPAS.TV - Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Muhammad Lutfi mewakili Pemerintah Indonesia, dan Presiden EXIM Bank AS, Kimberly Reed menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) mengenai pendanaan infrastruktur dan perdagangan senilai US$750 juta atau sekitar Rp 10,5 triliun.
Baca Juga: Luhut Binsar Bertemu dengan Donald Trump Bahas Soal Kerja Sama Vaksin
Penandatanganan antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) itu langsung disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarinves) Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan.
Penandatanganan Nota Kesepahaman ini dilakukan di KBRI Washington DC, di sela-sela kunjungan Menkomarinves RI ke AS, yang didampingi Wakil Menteri Luar Negeri RI, Wakil Menteri BUMN II, dan Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Hubungan Internasional.
Dalam rilis tertulis KBRI di Washington yang diterima Kompas.com, Kamis (19/11/2020), MoU tersebut menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama ekonomi khususnya di bidang pendanaan pembangunan investasi dan perdagangan dengan nilai mencapai Rp 10,5 triliun.
Angka ini merupakan peningkatan dari nilai kesepakatan sebelumnya sebesar US$ 500 juta pada tahun 2017 – 2018.
Dubes Lutfi dalam sambutannya menjelaskan, bahwa hubungan bilateral RI-AS didasarkan atas kesamaan nilai dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat kedua negara, memajukan demokrasi dan stabilitas kawasan.
“MoU ini akan semakin perkuat kemitraan ekonomi RI-AS dalam upaya memperluas bidang kerja sama investasi serta pengadaan barang dan jasa,” kata Dubes Lutfi.
Baca Juga: Luhut Klaim Pernah Tolak Pinjaman Bank Dunia untuk Vaksin Corona, Ini Cerita Lengkapnya
Menkomarinves yang menyaksikan penandatanganan MoU tersebut menyampaikan rasa optimisnya terhadap peningkatan hubungan bilateral RI-AS.
Peningkatan hubungan bilateral ini dengan berbagai capaian yang telah berhasil diraih dalam kurun waktu terakhir.
Misalnya, antara lain perpanjangan fasilitas Generalized System of Preferences – GSP AS (suatu skema pembebasan tarif masuk bagi 3.500 produk ekspor ke AS) untuk Indonesia, dan komitmen partisipasi AS dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Adapun Presiden Exim Bank AS, Kimberly Reed menegaskan, perjanjian tersebut merupakan pencapaian yang signifikan untuk memperkuat partisipasi AS dalam pembangunan di Indonesia, yakni di sektor energi, infrastruktur, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, pelayanan kesehatan, dan lingkungan.
“MoU ini mencerminkan betapa pentingnya Indonesia bagi Pemerintah AS,” tegas Kimberly.
MoU akan memperluas peluang bagi RI dan AS untuk bekerja sama dalam pengadaan barang dan jasa untuk proyek-proyek pemerintah, juga akan mendorong peluang pengembangan usaha.
Di antaranya adalah di sektor infrastruktur, transportasii, energi, infrastruktur rantai pasokan pertambangan, lingkungan hidup, teknologi komunikasi dan informasi, keselamatan dan keamanan, layanan kesehatan, dan informasi geospasial.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV