Jokowi Sebut PBB Harus Berperan Penuhi Akses Atas Obat-Obatan dan Vaksin Bagi Semua
Kompas dunia | 15 November 2020, 15:08 WIBBOGOR, KOMPAS.TV - Tahun ini merupakan tahun yang sangat krusial bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang genap berusia 75 tahun.
Untuk dapat menjawab berbagai tantangan global, PBB tidak punya pilihan lain kecuali melanjutkan agenda reformasi secara nyata.
Baca Juga: Dari Istana Bogor, Jokowi Hadiri KTT Ke-37 ASEAN secara Virtual
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 ASEAN-PBB yang digelar secara virtual, Minggu (15/11/2020).
Jokowi juga menyampaikan beberapa pandangan, antara lain agar PBB mengembalikan kepercayaan terhadap multilateralisme.
"PBB harus mengembalikan kepercayaan terhadap multilateralisme. Kepercayaan akan tumbuh jika multilateralisme dapat memenuhi harapan masyarakat dunia khususnya dalam melawan pandemi," kata Jokowi dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Secara jangka pendek, lanjut Jokowi, PBB harus berperan memenuhi akses terhadap obat-obatan dan vaksin bagi semua.
Sedangkan secara jangka panjang, PBB dan ASEAN dapat berkolaborasi memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan pandemi baru di masa mendatang.
"Di kawasan Asia Tenggara, belajar dari pandemi ini, kita berusaha bangun sistem dan mekanisme kawasan seperti ASEAN Response Fund for COVID-19, ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies, ASEAN Comprehensive Recovery Framework, ASEAN Framework on Public Health Emergencies, dan ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework," tutur Jokowi.
"Kami yakin, perbaikan pada sistem kesehatan nasional dan regional dapat menjadi fondasi yang kuat bagi perbaikan tatanan kesehatan global," imbuhnya.
Jokowi juga mendorong PBB untuk menjaga kemajemukan dan toleransi.
Di tengah pandemi saat ini, Jokowi mengaku prihatin menyaksikan kembali intoleransi beragama dan kekerasan atas nama agama.
"Kalau ini dibiarkan, maka akan mencabik harmoni dan menyuburkan radikalisme dan ekstremisme. Ini tidak boleh terjadi," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, saat ini dunia membutuhkan persatuan, persaudaraan dan kerja sama untuk mengatasi Covid-19 dan tantangan global lainnya.
Baca Juga: Jokowi Hadiri KTT ASEAN-PBB dan KTT RCEP
Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia berpandangan bahwa kebebasan berekspresi tidak bersifat absolut. Nilai, lambang, dan sensitivitas agama harus selalu dihormati.
"Di saat yang sama, Indonesia mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun. Terorisme tidak ada kaitannya dengan agama. Terorisme adalah terorisme," kata Jokowi menegaskan.
Di penghujung pidatonya, Jokowi mengajak Sekretaris Jenderal PBB untuk menggerakkan dunia agar terus bekerja sama memperkuat toleransi, mencegah ujaran kebencian, dan menolak kekerasan atas alasan apapun.
"Keberagaman, toleransi, dan solidaritas merupakan fondasi yang kokoh bagi dunia yang damai, aman, dan stabil," katanya.
Jokowi menghadiri KTT ke-11 ASEAN-PBB secara virtual itu didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Wakil Tetap RI untuk ASEAN Ade Padmo Sarwono.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV