> >

Teror di Malam Halloween, Seorang Pria Berkostum Mencari Mangsa di Kanada

Kompas dunia | 2 November 2020, 06:53 WIB
Seorang polisi berjalan di dekat tempat kejadian pembunuhan di Quebec, Kanada, Minggu (1/11/2020). Seorang pria berkostum abad pertengahan, membunuh dua orang dan melukai lima lainnya saat halloween. (Sumber: Associated Press)

QUEBEC, KOMPAS.TV – Seperti adegan di film horor, seorang pria berusia 24 tahun mengenakan pakaian ala abad pertengahan. Dia berjalan di tengah kota yang sepi di malam Halloween.

Di tangannya, dia membawa sebilah pedang yang panjang. Orang Jepang menyebut pedang itu sebagai ‘katana’.

Awalnya, tidak ada yang mencurigainya. Karena memang lazim bagi warga Quebec, Kanada, untuk mengenakan kostum menyeramkan di hari Halloween.

Namun sayangnya, kejadian ini bukanlah adegan film dan bukan pula lelucon haloween.

Malam itu berubah menjadi teror mencekam, setelah sang pria berkostum membunuh siapa saja yang ditemuinya saat itu. Korban dipilih secara acak dalam rentang waktu hampir 2,5 jam.

Pria itu kemudian diidentifikasi sebagai Carl Girouard. Dia membunuh dua orang dan melukai lima lainnya di dekat hotel bersejarah Château Frontenac di Kota Quebec.

Steve Jolicoeur, seorang fotografer lepas yang menjadi saksi kejadian, mengatakan pria yang terbunuh mengalami luka dalam di tenggorokan.

Kemudian ada korban lain yang mengalami luka di pundak. Sementara korban lain mengalami luka di kepala dan tangan.

Jolicoeur mengatakan dia menyaksikan penangkapan tersangka. Ketika ditangkap, tersangka kemudian melemparkan pedangnya ke udara.

"Dia tampak bingung," kata Jolicoeur. "Dia berpakaian hitam seperti ninja," ujarnya seperti dilansir dari the Associated Press.

Setelah kejadian, kepolisian Quebec langsung menggeledah mobil dan tempat tinggal tersangka.

Baca Juga: Pelaku Penusukan dengan Kostum Abad Pertengahan di Kanada Ditangkap, 2 Orang Tewas

Seorang saksi lain yang bernama Carlos Godoy, tinggal di sekitar lokasi kejadian. Ia mengatakan polisi menggeledah halaman belakang rumahnya, ketika sedang memburu tersangka.

“Ini malam bulan purnama, dan sekarang tanggal 31 Oktober. Ini malam Halloween, dan akhir pekan terakhir bulan Oktober. Tidak ada yang boleh keluar ke jalan. Dan saya berada di lingkungan yang sangat sepi karena tidak ada turis datang kesini pada saat seperti ini," kata Godoy saat menggambarkan bagaimana situasi mencekam yang dialaminya pada malam itu.

Polisi pertama kali mendapat informasi tentang peristiwa pembunuhan sekitar pukul 22:30 Sabtu (31/10/2020).

Mereka kemudian memperingatkan warga untuk tetap berada di dalam rumah, ketika polisi bergerak untuk menangkap pelaku pembunuhan.

"Tadi malam kami mengalami kejadian yang mengerikan, ketika seorang pria berusia 24 tahun yang bukan warga kota Quebec, datang ke sini dengan niat untuk membunuh korban sebanyak mungkin," kata Kepala Polisi Quebec, Robert Pigeon.

Polisi mengatakan informasi awal menunjukkan, motif tersangka adalah pribadi dan bukan terorisme.

Pigeon mengatakan tersangka berasal dari kota Montreal dan dia tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya.

Tetapi dalam “konteks medis”, lebih dari lima tahun yang lalu dia pernah menyampaikan niat untuk melakukan tindakan semacam ini. Pigeon mengatakan penyelidikan atas kasus ini masih terus berlanjut.

Kedua korban tewas diidentifikasi sebagai Francois Duchesne yang berusia 56 tahun dan Suzanne Clermont yang berusia 61 tahun.

Sedangkan kelima korban luka  lainnya telah dibawa ke rumah sakit.

"Beberapa orang mengalami luka yang sangat signifikan, tetapi nyawa mereka dapat diselamatkan," kata Pigeon.

Kantor kejaksaan Quebec mengatakan Carl Girouard, menghadapi dua dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan lima dakwaan percobaan pembunuhan.

Girouard hadir di hadapan hakim melalui konferensi video hari Minggu kemarin dan sidang berikutnya dijadwalkan pada hari Kamis mendatang.

Para pejabat di Kanada kemudian ikut berkomentar mengenai peristiwa yang mengejutkan ini.

Walikota Quebec Regis Labeaume mengatakan Kanada perlu berbicara mengenai bagaimana menangani penyakit mental.

Dia mengatakan serangan itu telah mengguncang kota, yang masih belum pulih dari penembakan di sebuah masjid pada tahun 2017 dan menewaskan enam orang.

Perdana Menteri Quebec Francois Legault juga mencuitkan peristiwa ini dalam twitternya.

“Kita terbangun setelah melewati malam yang mengerikan. Kata apapun gagal untuk menggambarkan tragedi seperti itu. Saya menyampaikan belasungkawa saya kepada keluarga para korban,” ujarnya dalam laman Twitter.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU