> >

Warga Muslim Prancis Kutuk Penusukan dan Pemenggalan di Nice

Kompas dunia | 30 Oktober 2020, 15:34 WIB
Insiden penusukan dan pemenggalan terjadi di Gereja Notre Dame, Nice, Prancis, Kamis (29/10/2020). (Sumber: AP Photo)

PARIS, KOMPAS.TV - Masyarakat Muslim di Prancis mengutuk keras peristiwa penusukan dan pemenggalan di Nice.

Mereka mengatakan bahwa teror tersebut tidak mewakili keyakinan serta nilai-nilai Islam.

Teror di Nice terjadi di Gereja Notre Dame, Kamis, (29/10/2020) waktu setempat), dan menewaskan tiga orang.

Baca Juga: Pelaku Penyerangan di Gereja Prancis Diketahui Berasal dari Tunisia

Salah satu korban tewas adalah seorang perempuan yang dipenggal. Pelaku diketahui seorang pria berusia 20 tahun asal Tunisia.

Saat penyerangan dia membawa Salinan kita suci Al Quran. Bahkan Saat melakukan penyerangan, pihak kepolisian mengatakan pelaku sempat berteriak Allahu Akbar.

Menurut aktivis hak sipil Prancis, Yasser Louati, dia mengatakan para pelaku kejahatan semacam itu yidak bisa membedakan antara Muslim dan Kristen.

Baca Juga: Petinggi Uni Eropa Sampaikan Solidaritas Untuk Prancis

Louati pun menegaskan bahwa pelaku menganut ideologi yang asing dan bertentangan dengan Islam.

“Seorang perempuan dipenggal di dalam gereja, itu berarti mereka tak peduli dengan tempat sacral. Tak ada batasan moral untuk mereka,” kata Louati kepada Al-Jazeera.

“Sekitar 750 orang terbunuh di Masjid seluruh dunia, mengapa kita tak bisa menghubungkan titik-titik ini dan melihat bahwa ideologi ini telah menyebatr sehingga kita sejauh ini kalah,” tambahnya.

“Kita menangani serangan ini seperti mereka berbeda, padahal tidak,” ujar Louati.

Baca Juga: Penyerangan di Gereja Prancis, Emmanuel Macron: Prancis Sedang Diserang

Aktivis Muslim lainnya, Idriss Sihamedi juga mengutuk serangan tersebut. Dia menegaskan serangan tersebut bernuansa kebencian.

“Serangan ini serius dan faktanya terjadi di tempat dimana orang mencari kedamaian membuat hal tersebut menjadi serius,” cuitnya di Twitter.

“Dukungan kepada keluarga para korban, tetapi juga secara keyakinan. Prancis kini tenggelam dalam kegilaan, kemarahan dan dendam,” tambahnya.

Baca Juga: Pemenggalan dan Penusukan di Nice, Prancis Tingkatkan Status Ancaman Keamanan ke Level Tertinggi

Jurnalis Prancis, Faiza Ben Mohammed mengingatkan pesan Nabi Muhammad yang memiliki nilai kedamaian dan hidup berdamoingan.

“Nabi Muhammad mengatakan, siapain yang menyakiti orang Yahudi dan Kristen akan menemukanku sebagai musuhnya pada Hari Penghakiman,” cuit Faiza.

Teror di Nice terjadi tak sampai sebulan dari insiden pemenggalan guru sejarah di Paris.

Baca Juga: Hasil Referendum Selandia Baru: Ya Pada Euthanasia, Tidak Pada Ganja

Guru sejarah bernama Samuel Patey dipenggal tak lama setelah mendiskusikan dan memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad.

Tak lama setelah teror di Nice, seorang pertugas keamanan ditusuk di Konsulat Prancis di Jeddah, Arab Saudi.

Pemerintah Prancis sendiri saat ini menempatkan status ancaman keamanan negaranya ke lebel tertinggi karena kasus di Nice.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU