Arti Penting Kunjungan Pertama, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia
Kompas dunia | 21 Oktober 2020, 12:41 WIBJAKARTA,KOMPAS.TV- Pemerintah Indonesia dan Jepang, menandatangani sejumlah kerjasama dan paket bantuan ekonomi, sebagai bagian dari rangkaian kunjungan Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga ke Jakarta, Selasa (20/10).
Ekonom Universitas Indonesia, Berly Martawardaya menyebut 2 arti penting dari kesepakatan itu, yaitu, mengukuhkan politik bebas aktif Indonesia di mata dunia, sekaligus menjaga penguatan ekonomi nasional.
"Diplomasi ekonomi adalah langkah-langkah yang dilakukan negara untuk menjaga dan meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara lain Biasanya untuk jangka menengah dan panjang", ujar Berly Martawardaya kepada Kompas.Tv Rabu (21/10).
Ekonom yang juga Direktur Riset Institute Development of Economic and Finance (Indef) ini, menganggap kedekatan dengan Jepang, bisa menyelamatkan Indonesia dari ketegangan persaingan antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
"Negara kecil saja tidak mau terjebak pada ketegangan AS-China, apalagi Jepang yang negara terbesar ke 3 secara GDP (nominal) dan memiliki kapasitas ekonomi dan strategi yang besar", lanjut Berly Martawardaya.
Indonesia saat ini adalah negara berpendapatan menengah atas, karena itu menurut Berly, kerjasama dengan Jepang akan fokus pada kerjasama yang menguntungkan termasuk infrastruktur seperti proyek kereta cepat. Bukan lagi bantuan pembangunan (development aid) yang diperuntukkan untuk negara berpendapatan rendah.
Selain Indonesia, menurut Berly Jepang, juga investor terbesar ke Asean dari non sesama negara Asean.
"Pada 2018 dengan value 21 miliar dolar yang merupakan 14 % total Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung, untuk Asean. FDI Jepang di Singapura dan Indonesia adalah nomor 2 tertinggi di Asia. Pada 2019 Asean juga merupakan konsumen produk-produk Jepang. Sehingga wajar jika negara-negara Asean merupakan region pertama yang dikunjungi PM baru Jepang", terang Berly Martawardaya.
Baca Juga: Temui Jokowi, PM Suga Terbang ke Jakarta Bahas Kerjasama Infrastruktur dan Pertahanan Keamanan
Dalam pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo di Istana Bogor Selasa (20/10), PM Jepang Yoshihide Suga mengatakan, Jepang akan memberikan pinjaman sebesar 50 miliar yen atau setara dengan 6,9 triliun rupiah lebih, untuk meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana Indonesia.
"Pertama, dengan mempertimbangkan dampak penyebaran Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia, pada kesempatan ini Jepang telah menetapkan memberikan pinjaman sebagai bantuan fiskal sebesar 50 miliar yen untuk meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana Indonesia," ujar Yoshihide Suga.
Yoshihide Suga juga memastikan, Jepang akan ikut bekerja sama di bidang infrastruktur seperti pembangunan MRT, kereta semi cepat jalur Jakarta-Surabaya, pembangunan dan pengolahan pelabuhan Patimban, pembangunan pulau-pulau terluar serta kerja sama untuk meningkatkan ketahanan ekonomi.
Dalam kesempatan itu PM Jepang Yoshihide Suga juga menekankan, Jepang dan ASEAN secara bersama dapat menciptakan masa depan yang damai dan sejahtera. Dalam hal ini lanjut Suga adanya inisiatif Jepang dalam mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka (FOIP).
Jokowi: Jepang Mitra Strategis Indonesia
Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers bersama PM Jepang Yoshihide Suga menyambut baik adanya niat Jepang untuk memperluas investasi Jepang di Indonesia.
"Jepang adalah salah satu mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi. Saya menyambut baik relokasi dan perluasan investasi perusahaan-perusahaan Jepang ke Indonesia seperti perusahaan Denso, Sagami, Panasonic Mitsubishi Chemical dan Toyota. Saya juga tadi meminta perhatian terhadap Jepang, adanya kendala ijin impor untuk produk pertanian produk kehutanan dan produk perikanan dari Indonesia. Saya juga tadi ikut mendorong Jepang dalam berpartisipasi dalam soiverine werefund Indonesia" kata Joko Widodo. (Andy Lala)
Baca Juga: Jokowi Sambut Kunjungan Pertama PM Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia di Istana Bogor
Penulis : Zaki-Amrullah
Sumber : Kompas TV