Reynhard Sinaga Mungkin Tak Akan Pernah Menghirup Udara Bebas
Kompas dunia | 15 Oktober 2020, 12:28 WIBLONDON, KOMPAS.TV – Reynhard Sinaga, pemerkosa berantai yang melakukan kejahatan di Manchester, Inggris, kemungkinan tak akan pernah menghirup udara bebas. Hal ini terungkap dalam Pengadilan Mahkamah Banding yang digelar di Royal Court of Justice, London, Rabu (14/10/2020).
Dalam sidang yang dipimpin oleh lima orang hakim, untuk pertama kalinya Pengadilan Banding mempertimbangkan hukuman total seumur hidup kepada pelaku kejahatan seksual. Sebelumnya hukuman seperti ini hanya pernah diberikan pada kasus pembunuhan yang sangat kejam.
Selain Reynhard, turut dipidana dalam sidang ini adalah Joseph McCann. Kedua orang ini dianggap telah melakukan kejahatan yang sangat berat. Reynhard Sinaga (37 tahun) melakukan 159 pelanggaran yang dilakukan pada 48 pria. Sedangkan Joseph McCann (35 tahun), melakukan 37 pelanggaran yang melibatkan 11 perempuan dan anak-anak.
"Diputuskan bahwa hukuman total seumur hidup dalam dua kasus ini harus dipertimbangkan. Karena kejahatan seksual yang mereka lakukan adalah yang paling parah dan paling keji yang pernah terjadi di negara ini," kata jaksa dari Kejaksaan Agung Inggris, Michael Ellis, Rabu (14/10/2020), seperti dilansir dari BBC.
Baca Juga: Jaksa Banding, Reynhard Sinaga Jalani Sidang Lagi. Hukuman Seumur Hidup?
Jaksa melanjutkan, "Hukuman total seumur hidup dijatuhkan kepada pelaku kejahatan yang dianggap sangat parah dan pelaku tidak akan pernah dibebaskan dari penjara."
Michael Ellis mengatakan kepada pengadilan bahwa kedua kasus tersebut adalah pelanggaran seksual yang paling berat.
Dia mengatakan pelanggaran McCann adalah kejahatan seksual paling serius yang pernah terlihat di pengadilan itu dan di luar pelanggaran seksual yang biasanya terjadi.
Sedangkan kepada Reynhard, dia mengatakan belum pernah menemukan kasus yang separah ini. Ia menyebut Reynhard sebagai pelaku kejahatan seksual “paling produktif” dalam sejarah Inggris.
Sedangkan Jaksa Sarah Whitehouse yang juga hadir bersama Ellis mengatakan, kejahatan mereka menyebabkan kerusakan jangka panjang bagi para korban. Ia menyebut para korban mengalami "lautan kerugian yang luas".
Baca Juga: Pelajaran Penting dari Kasus Reynhard Sinaga - ROSI
Jaksa meminta hakim untuk mempertimbangkan, apakah pelanggaran berat yang terjadi pada dua kasus ini telah mencapai ambang batas tertinggi dalam hukum di Inggris.
Namun pengacara Reynhard dan McCann menentang hukuman penjara seumur hidup. Menurut pengacara, meskipun kejahatan yang mereka lakukan sangat serius, namun tidak dapat dianggap sejajar dengan kasus pembunuhan yang terburuk.
Lima hakim Pengadilan Banding belum memberikan keputusan pada saat ini. Hakim diharapkan akan memberikan keputusan dalam waktu dekat.
Berdasarkan rekaman yang ada dalam telepon selulernya, ada sekitar 200 orang yang menjadi korban Reynhard sejak tahun 2005. Sebanyak 48 korban bersedia menjalani proses hukum, sedangkan puluhan korban lain belum bisa diindentifikasi.
Kepolisian Manchester mengatakan, biasanya Reynhard keluar untuk mencari korban pada tengah malam. Modus operandi yang digunakannya adalah dengan mengajak korban yang tampak mabuk atau tersesat, untuk mampir ke apartemennya.
Di apartemennya, Reynhard kemudian memasukkan obat yang diduga adalah GHB (gamma hydroxybutyrate) ke dalam minuman korban.
Baca Juga: Terungkap 2017, Kasus Reynhard Tak Langsung Dipublikasikan, Mengapa? - ROSI
Korban yang tidak sadar setelah meminum obat itu, kemudian diperkosa dan direkam dalam telepon seluler Reynhard.
Kepolisian Manchester mengungkap, kejahatan Reynhard kemungkinan dilakukan dalam periode 10 tahun. Reynhard disebut polisi sangat terampil dalam perilaku predator seksual.
Reynhard sebelumnya tidak memiliki catatan kriminal di Inggris. Dia adalah seorang mahasiswa yang mengambil dua gelar S2 di Universitas Manchester. Pada tahun 2017, dia bahkan masih tercatat sebagai mahasiwa S3 di Universitas Leeds.
Hingga akhirnya pada 2 Juni 2017, seorang korban terbangun ketika sedang diperkosa oleh Reynhard. Korban yang merupakan seorang atlet melawan dan memukul Reynhard. Reynhard kemudian dibawa ke rumah sakit karena mengalami luka parah di kepala.
Baca Juga: Wartawan BBC Bongkar Proses Sidang Reynhard - ROSI
Korban terakhir ini pada awalnya sempat ditahan karena dianggap melakukan penyerangan kepada Reynhard.
Namun kemudian polisi menyadari, ada kejahatan jauh lebih besar yang dilakukan Reynhard. Hal ini diketahui setelah polisi menyita dua telepon seluler Reynhard. Telepon itu berisi rekaman perkosaan terhadap sekitar 200 pria.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV