Presiden Aoun Menolak Seruan Penyelidikan Internasional Soal Ledakan Dahsyat di Beirut
Kompas dunia | 9 Agustus 2020, 07:30 WIBBEIRUT, KOMPASTV - Presiden Lebanon Michel Aoun menolak investigasi internasional terkait ledakan di pelabuhan Kota Beirut pada Selasa (4/8/2020).
Seruan penyelidikan internasional ini berkembang dari masyarakat tiga hari setelah peristiwa ledakan.
Aoun menganggap ledakan tersebut sebagai faktor kelalaian atau campur tangan asing melalui rudal atau bom.
Baca Juga: Pantauan Udara Pasca Ledakan Dahsyat di Beirut Lebanon
Ia menilai sistem telah lumpuh dan tidak mampu mengambil keputusan dengan cepat terkait Amonium Nitrat yang disimpan selama enam tahun.
"Kita menghadapi perubahan dan mempertimbangkan kembali sistem kami, yang dibangun berdasarkan konsensus, setelah dianggap lumpuh dan tidak mampu mengambil keputusan dengan cepat," ujar Aoun kepada wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/8/2020).
Meski menolak dorongan penyelidikan internasional, Aoun memastikan pemerintah tetap menelusuri pihak yang bertangung jawab terhadap kejadian yang merenggut 154 jiwa tersebut.
Menurutnya penyelidikan internasional akan mengaburkan kebenaran yang terjadi.
Baca Juga: 300.000 Orang Kehilangan Rumah akibat Ledakan Dahsyat di Lebanon
Pemerintah Lebanon menyatakan sumber ledakan akibat dari 2.750 ton Amonium Nitrat yang disimpan selama enam tahun.
Sejauh ini sudah ada 21 orang dari menejer pelabuhan Hassan Koraytem, pejabat bea cukai dan insinyur pelabuhan lainnya yang ditangkap terkait ledakan di Beirut.
Amonium Nitrat yang biasa digunakan secara luas dalam pupuk dan bahan peledak itu merupakan barang sitaan dari kapal kargo Rusia bernama MV Rhosus dan disimpan dalam gudang pelabuhan di Kota Beirut.
"Tujuan di balik seruan untuk penyelidikan internasional atas masalah pelabuhan adalah untuk mengaburkan kebenaran," ujar Aoun.
Baca Juga: Cerita WNI di Lebanon, Pelajar Indonesia: Saya 5 Kilometer dari Lokasi Ledakan
Gelombang kejut dari ledakan 2.750 ton Amonium Nitrat yang disimpan selama enam tahun itu telah memporak porandakan hampir setengah Ibu Kota Lebanon.
Bahkan Siprus, negara kepulauan yang berada 234 kilometer dari Kota Beirut, Lebanon dikabarkan ikut terkena dampak ledakan yang terjadi di daerah pelabuhan Kota Beirut itu.
Media setempat memberitakan ledakan telah menguncang jendela di kota tepi pantai selatan Siprus.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV