> >

Postur Anak Pendek, Belum Tentu Stunting, Lho! Simak Penjelasan Ahli di sini!

Tumbuh kembang | 13 November 2023, 12:55 WIB
Ilustrasi pengukuran tinggi badan anak (Sumber: Dok. Shutterstock)

KOMPAS.TV – Anda mungkin sudah tidak asing dengan istilah stunting. Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menurut World Health Organization (WHO) stunting adalah kondisi pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut usia (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO. 

Stunting dialami pada kondisi ireversibel akibat asupan nutrisi tidak memadai dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Anak dengan kecenderungan stunting tidak akan mencapai tinggi badan yang ideal hingga dewasa nanti. 

Selain itu, sistem kekebalan tubuh anak stunting menjadi lebih lemah serta fungsi otak dan perkembangan organ yang buruk. Salah satu ciri yang sangat menonjol pada anak stunting adalah kurangnya tinggi badan. 

Karena itu, banyak orang beranggapan anak dengan postur tubuh yang pendek sudah pasti mengalami stunting. Anggapan ini tentu membuat para ibu yang mempunyai anak dengan tinggi badan cenderung pendek menjadi cemas.

Benarkah demikian? Cari tahu perbedaannya berdasarkan penjelasan ahlinya, yuk!

Perbedaan Anak Stunting dan Pendek

Dikutip dari Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur, dokter spesialis anak, dr. Aini Ariefa, Sp. A, M.Ked.Klin mengatakan, stunting memang ditandai postur tubuh pendek. Namun, anak yang cenderung pendek belum tentu mengalami stunting.

  • Adanya keterlambatan tumbuh

Poin yang membedakan antara anak pendek dan stunting adalah adanya keterlambatan tumbuh. Anak stunting akan mengalami keterlambatan tumbuh karena kekurangan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.

Selain bertubuh pendek, ada sederet penilaian lain untuk memastikan si kecil termasuk dalam kondisi stunting. Ciri tersebut antara lain berat badan anak di bawah rata-rata untuk seusianya, lebih rentan terserang penyakit, pertumbuhan tulang terhambat yang berakibat tulang lebih pendek, hingga masalah tumbuh kembang.

Sementara itu, bisa jadi perawakan anak pendek karena terlahir dari orang tua yang tidak terlalu tinggi. Anak bertubuh pendek juga mungkin mengalami keterlambatan pertumbuhan atau pubertas yang terlambat.

Umumnya, anak dengan kondisi tersebut akan mengalami lonjakan pertumbuhan di akhir masa sekolah menengahnya. 

Namun, Ayah dan Bunda tetap perlu memeriksakan sang buah hati untuk memastikan tumbuh kembangnya optimal sesuai dengan usianya.

  • Adanya kondisi kesehatan lain

Pada beberapa kasus, keterlambatan pertumbuhan ini juga bisa terjadi karena kondisi kesehatan tertentu. Sebagai contoh, penyakit radang usus pada anak, gangguan tiroid, penyakit Celiac, atau kekurangan hormon pertumbuhan. 

Kondisi kesehatan tersebut bisa menyebabkan tubuh anak menjadi stres atau tertekan sehingga tidak dapat tumbuh sebagaimana mestinya.

Efek stunting tidak hanya memengaruhi tumbuh kembang anak, tetapi juga berisiko mengganggu pertumbuhan otak yang menyebabkan gangguan pada kognitif, bahasa, dan motorik. Ketika dewasa, anak stunting lebih berisiko menderita penyakit kronis seperti gangguan jantung, hipertensi, dan diabetes. 

Berbeda dengan anak stunting, anak berpostur tubuh pendek normal tidak memiliki kondisi kesehatan lain yang perlu dikhawatirkan selama kebutuhan nutrisinya tercukupi.

Tinggi Badan Ideal Anak sesuai Usia

 

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dilansir dari laman Puskesmas Baturasa, tinggi badan ideal bagi anak-anak bisa dilihat pada tabel berikut.

      Usia      Anak Laki-laki    Anak Perempuan
1-2 tahun 71-94 cm 70-93 cm
2-3 tahun 81,5-103 cm 80-102,5 cm
3-4 tahun 88,5-112 cm 87,5-111 cm
4-5 tahun 95-199 cm 94-118 cm

Poin lain yang perlu diketahui Ayah dan Bunda, tinggi badan anak juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya, tinggi rata-rata saudara dari orang tua, riwayat penyakit orang tua, proses kelahiran anak, dan pola makan anak.

Lalu, apakah anak yang pendek juga butuh perawatan khusus?

Perlu diingat, jika penyebab pendek adalah faktor genetik, anak tidak membutuhkan perawatan khusus. Anak dengan postur tubuh pendek bisa jadi memerlukan perhatian khusus jika ada penyakit lain yang menghambat pertumbuhan. 

Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan anak pendek selain stunting, yaitu:

  • hipotiroidisme
  • kekurangan hormon pertumbuhan atau biasa disebut Growth Hormone Deficiency (GHD) sindrom Turner
  • gagal ginjal kronis

Dalam kesimpulan, perbedaan antara anak stunting dan kondisi kependekan pada anak sangat penting untuk dipahami demi upaya pencegahan serta penanganan yang tepat. 

Pemahaman yang jelas mengenai perbedaan ini akan membantu para orangtua, tenaga kesehatan, serta pembuat kebijakan untuk lebih efektif dalam memerangi masalah.

 

Sumber:

Penulis : Adv-Team

Sumber : Kompas TV


TERBARU