Jangan Sampai Emosi Tak Terkontrol Berujung Masalah, Ini Tips Kelola Emosi Bagi Anak Muda
Tips, trik, dan tutorial | 24 Februari 2023, 17:13 WIBKOMPAS.TV – Emosi merupakan respons otak yang instan. Ada lima emosi dasar yang diketahui yaitu, marah, takut, jijik, sedih, dan senang. Namun demikian, emosi sebaiknya bisa dikendaikan agar tidak menimbulkan masalah.
Pemerhati Anak dan Pendidikan yang juga Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan, anak-anak dan remaja mempunyai emosi yang belum stabil.
“Anak usia dibawah 18 tahun juga belum dewasa, jadi kalau bertindak kerap kali tidak memikirkan resiko,” ujarnya saat dihubungi Kompas TV, Jumat (24/2/2023).
Selain karena belum dewasa, faktor lingkungan, khususnya keluarga juga sangat besar membentuk karakter anak.
Baca Juga: Mario Dandy Aniaya David, Kriminolog UI: Kenakalan yang Berakhir Kekerasan, Pidana Dilanggar
“Setiap orang pasti pernah merasa marah dan emosi, hal itu sangat manusia. Namun, yang penting adalah bagaimana kita meresponnya. Memilih untuk tetap marah tak terkendali sesungguhnya akan merugikan diri sendiri, termasuk Kesehatan,” tuturnya.
Hal ini berkaca pada kasus penganiayaan seorang anak pejabat Direktorat Pajak, MDS yang sudah usia dewasa (20 tahun) terhadap seorang anak yang masih usia anak (17 tahun) dengan dugaan karena dipicu membela pacar pelaku yang juga masih usia anak A (15 tahun).
Karena korban masih usia anak, maka polisi akan menggunakan tuntutan dalam UU Perlindungan Anak. Kemudian, ada S (19 tahun) teman dari pelaku yang statusnya dinaikan oleh polisi dari saksi menjadi tersangka, S sudah bukan usia anak, karena usia anak 0-18 tahun).
Jika ternyata nantinya A ditetapkan juga sebagai tersangka, misalnya dari proses pengembangan oleh kepolisian, maka untuk A akan digunakan UU No. 11/2012 tentang SPPA (Sistem Peradilan Pidana Anak) karena masih usia anak.
Lalu, bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk bisa mengelola emosi? Retno membagikan beberapa tips.
1. Tarik Napas yang Dalam dan Lambat
Ketika marah, napas akan lebih pendek-pendek dan cepat. Tarik napaslah yang dalam dan lambat dari hidung dan keluarkan dari mulut untuk beberapa saat.
Teknik pernapasan ini dapat menjadi salah satu cara mengelola emosi. Dengan menarik napas dalam dan lambat, diharapkan kemarahan kamu dapat mereda
2. Berolahraga agar Emosi Stabil
Cara mengatasi emosi yang tidak stabil juga bisa dilakukan dengan berolahraga seperti berjalan kaki, mengendarai sepeda, atau berlari. Lakukanlah hal yang dapat mengalihkan pikiran dan membuat tubuh kamu menjadi lebih baik.
Baca Juga: Pacar Mario Anak Pejabat Pajak Diduga Giring David ke TKP Penganiayaan, Polisi: Status Masih Saksi
3. Lakukan Relaksasi Otot
Selain berolahraga, cara mengendalikan emosi lainnya dapat dilakukan dengan relaksasi otot. Lakukan peregangan berbagai kelompok otot pada tubuh dan kendurkan perlahan-lahan dengan membuang napas.
Menggerakkan leher dan menggoyangkan bahu adalah beberapa contoh gerakan yang dapat dilakukan untuk membantu mengendalikan emosi. Tidak diperlukan peralatan, hanya cukup melakukan beberapa gerakan saja.
4. Cari Kata atau Frasa yang Menenangkan
Kata atau frasa dapat menjadi salah satu cara mengendalikan emosi. Carilah kata atau frasa yang membuat kita menjadi tenang dan fokus kembali.
Ulanglah kata-kata tersebut ketika kita marah. “Rileks”, “tenang saja”, dan “Kamu akan baik-baik saja” adalah beberapa contoh yang bagus.
5. Kelola Emosi dengan Mendengarkan Musik
Mendengarkan musik dapat menjadi salah satu cara mengendalikan emosi. Dengarkan musik yang membuat kita tenang.
Gunakan earphone atau pergi ke suatu tempat yang tenang, putarkan lagu kesukaan, dan dengarkan. Biarkan musik membawa pergi emosi kamu dan membuatmu menjadi lebih tenang.
6. Jangan Bicara
Kadang, tidak bicara dapat menjadi cara mengontrol emosi yang efektif. Bila kamu ingin marah, tahanlah dan berhenti berbicara.
Tutup mulut kamu dan jangan biarkan satu buah kata keluar dari mulutmu. Waktu kamu diam ini akan membuatmu berpikir kembali untuk marah dan membantu meredakan amarah.
Baca Juga: Viral Video Ayah Aniaya Anak, KPAI Minta Negara Lakukan Intervensi
7. Berhenti Sejenak dari Aktivitas
Saat marah, cobalah berhenti sejenak dan pikirkan apa yang kita ingin lakukan dan katakan. Dengan berhenti sejenak dan berpikir, kita dapat memikirkan kemungkinan tanggapan dari perkataan atau perbuatan yang akan kamu lakukan.
Apakah perbuatan dan perkataan itu dapat melukai orang lain atau memperbaiki keadaan? Bila ya, pikirkan untuk membatalkannya dan janganlah dilakukan.
Apalagi jika kita ingin melakukan kekerasan fisik, pikirkan apa dampaknya untuk kita nantinya. Pikirkan kemungkinan dari konsekuensi yang dapat terjadi jika kamu marah.
8. Konseling
Terkadang, kita memerlukan perspektif orang lain sebelum mengambil suatu tindakan atau untuk lebih memahami diri sendiri.
Kita dapat melakukan konseling dengan terapis, psikolog, atau psikiater agar kemarahan yang berlebih bisa teratasi.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV