Profesor Kimia Sebut Gas Air Mata Kedaluwarsa Lebih Berbahaya, Komponennya Bisa Jadi Gas Sianida
Viral | 10 Oktober 2022, 21:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Profesor Kimia dari Simón Bolívar University, Venezuela, Mónica Kräuter, menemukan bahwa gas air mata kedaluwarsa lebih berbahaya daripada gas air mata yang belum kedaluwarsa.
Melansir dari National Geographic Indonesia dalam Grid.id, setelah melewati masa kedaluwarsa, berbagai komponen dalam gas air mata akan terurai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Awalnya, hal ini diduga akan menurunkan efektivitas gas air mata apabila digunakan.
Tetapi, alih-alih mengurangi efektivitasnya, senyawa-senyawa gas air mata yang kedaluwarsa justru dapat terurai menjadi gas sianida, fosgen, dan nitrogen, sehingga membuatnya menjadi lebih berbahaya.
Mónica menemukan bahwa senyawa hasil penguraian gas air mata bersifat racun bagi manusia.
Baca Juga: Polri Akui Gunakan 3 Jenis Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, dari Skala Rendah hingga Paling Keras
Jika jumlahnya kecil, gas sianida dapat larut dengan mudah oleh selaput lendir. Namun, apabila Anda terpapar dalam jumlah besar, sel tubuh akan mengalami kesulitan menggunakan oksigen untuk menjalankan fungsinya dan merusak berbagai organ tubuh.
Saat gas air mata ditembakkan, gas yang keluar akan langsung bereaksi dan menimbulkan sensasi terbakar pada mata, saluran pernapasan, kulit, dan berbagai organ tubuh lainnya.
Penggunaan gas air mata memang efektif untuk meredam dan membubarkan aksi massa yang membeludak. Namun, penggunaannya tetap berpengaruh pada kesehatan.
Kedaluwarsa ataupun tidak, gas air mata tetap menimbulkan dampak buruk bagi tubuh.
Gas air mata bekerja dengan cara mengiritasi selaput lendir pada mata, hidung, mulut, dan paru-paru.
Efek gas air mata biasanya terasa dalam 30 detik setelah terpapar. Gejala pertama yang akan Anda rasakan adalah mata perih disertai keluarnya air mata.
Setelah itu, paparan gas air mata juga akan menyebabkan sesak napas, nyeri dada, iritasi kulit, serta produksi air liur berlebih.
Baca Juga: Polisi Tembakkan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Dampak Gas Air Mata: Batuk bahkan Kematian
Paparan yang lebih berat bisa berdampak pada sistem pencernaan, umumnya menyebabkan muntah dan diare.
Terdapat tiga jenis gas air mata yang kini umum digunakan, yakni gas CS (chlorobenzylidenemalononitrile), gas CN (chloroacetophenone), dan semprotan merica yang digunakan sebagai senjata pertahanan individual.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Grid.id