> >

Berkenalan dengan Ars-Vita Alamsyah: Asli Indonesia, Insinyur SpaceX, dan Pernah Magang di Nasa

Karena wanita | 15 Mei 2022, 09:44 WIB
Ars-Vita Alamsyah selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai proses pembuatan dan perakitan suatu benda sejak kecil. (Sumber: Dok. ARS-VITA ALAMSYAH via VOA INDONESIA)

HAWTHORNE, KOMPAS.TV - Perempuan Indonesia bergelar insinyur teknik mesin dan master manajemen rantai pasokan, Ars-Vita Alamsyah, mengisahkan dirinya sejak kecil hingga kuliah di Amerika Serikat (AS) dan bekerja di SpaceX, perusahaan industri antariksa milik Elon Musk.

“Ya, ini waktu yang sangat menarik untuk berkecimpung dalam industri luar angkasa, dan sejujurnya itu bukan minat langsung yang saya bangun sejak kecil,” ujar Vita dilansir dari Kompas.com, Minggu (15/5/2022).

Sejak kecil, kata Vita, ia selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai proses pembuatan dan perakitan suatu benda, berkat kakeknya yang seorang insinyur mesin. 

“Saya amat terinspirasi olehnya,” ujar Vita.

Vita mendapatkan gelar insinyur teknik mesin dari University of Maryland setelah menyelesaikan program sarjana jurusan Teknik Mesin pada tahun 2017.

Sejak saat itu, ia memulai karir di bidang industri kedirgantaraan (aerospace industry).

Sebelum lulus sarjana, ia juga pernah magang di Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) selama sebulan.

Setelah mendapat gelar insinyur, Vita bekerja di Northrop Grumman, perusahaan teknologi pertahanan dan kedirgantaraan Amerika. Di sana, ia bertanggung jawab mengatasi isu rantai pasokan global.

Tiga tahun kemudian, Vita menempuh pendidikan master ilmu terapan dalam bidang manajemen rantai pasokan di Massachusetts Institute of Tehcnology (MIT).

Lulus dari MIT, ia bergabung dengan SpaceX pada Agustus 2021 sebagai supply chain reliability engineer.

Vita saat menyelesaikan pendidikan master ilmu terapan dalam bidang manajemen rantai pasokan di Massachusetts Institute of Tehcnology. (Sumber: DOK ARS-VITA ALAMSYAH via VOA INDONESIA)

Baca Juga: SpaceX Luncurkan 47 Starlink Usai Satelitnya yang Telah Mengorbit Bumi Dihantam Badai Matahari!

SpaceX merupakan perusahaan produsen kendaraan antariksa, jasa transportasi luar angkasa, serta komunikasi, yang bermarkas di kota Hawthorne, California, AS.

Vita mengaku bahwa dia tidak menargetkan bekerja di perusahaan tersebut sejak awal.

“Ini bukan sesuatu yang sejak awal saya targetkan, tapi tentunya sangat keren menjadi bagian dari (perusahaan -red) ini,” kata Vita pada akhir Maret lalu.

Menurutnya, kepercayaan diri menjadi kunci setiap kali ia mengambil keputusan. Vita menjelaskan bahwa rasa percaya diri yang tinggi perlu mengiringi kegigihan. 

Vita berkisah, sebagian kegigihannya sebagai seorang insinyur juga terdorong dari tantangan untuk meyakinkan dan membuktikan bahwa perempuan juga setara dengan laki-laki di dalam profesi yang ia tekuni.

Isu kesetaraan gender masih kental di dalam industri sains, teknologi, teknik, dan matematika, yang masih didominasi pria.

“Kepercayaan diri tidak muncul seketika. Yang utama dan penting, Anda harus mengkalibrasi diri lagi dan lagi seiring waktu untuk memastikan Anda percaya diri dan paham betul akan cakupan (tanggung jawab Anda) dan dengan siapa Anda berinteraksi,” ungkap Vita.

Terlepas dari tantangan itu, Vita menyadari, lingkup kerjanya saat ini sudah semakin memperhatikan kesetaraan gender. Ia melihat kesempatan bagi rekayasawan perempuan semakin terbuka lebar.

Vita ketika bekerja di SpaceX, perusahaan tempat dia bekerja sejak 2021. (Sumber: DOK ARS-VITA ALAMSYAH via VOA INDONESIA)

Perempuan kadang meragukan diri sendiri

Senada, rekayasawan perempuan yang menjadi pengajar di University of Maryland, AS, Diandra Soemardi, mengatakan perempuan kadang meragukan diri sendiri. 

“Kadang sama kolega kita yang laki-laki kita merasa kalau kita kurang didengarkan, kita merasa enggak dihargai, atau orang enggak percaya sama apa yang kita katakan, orang merasa kita enggak punya ilmu yang kuat,” tuturnya. 

Menurutnya, rekayasawan perempuan harus yakin pada kemampuan mereka, karena pada dasarnya, baik laki-laki maupun perempuan, dapat mempelajari dan menguasai keahlian analisis serta berpikir logis dan sistematis.

“Terus aja belajar, terus bertanya, jangan takut salah, jangan takut gagal, karena kegagalan, kesalahan dan ketidaktahuan itu samat sangat normal,” pesan Diandra.

Sahabat Vita, Yufi Priadi, memetik pelajaran penting dari nilai-nilai yang dianut Vita, yakni mengenai pola pikir kritis dan rasa tidak mudah puas. 

“Bahkan di titip pencapaian dan titik zona nyaman, dia selalu bertanya, ‘cukupkah ini? etiskah ini? apakah ini bertolak belakang dengan keyakinan saya?’ Dan pertanyaan-pertanyaan yang kritis itu yang mengantarkan dia ke keputusan yang selalu lebih baik,” kata Yufi.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU