Penting Diketahui! Ini Prosedur dan Tips Susur Sungai Supaya Aman
Tips, trik, dan tutorial | 17 Oktober 2021, 18:28 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sebanyak 11 siswa MTs Harapan Baru Cijantung, Ciamis, Jawa Barat, ditemukan meninggal dunia, usai melakukan kegiatan susur sungai, Jumat (15/10/2021).
Kejadian yang sama pernah juga terjadi, pada tahun 2020 lalu. Susur sungai yang dilakukan siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat 10 orang siswa meninggal dunia.
Agar tidak terjadi kejadian serupa di waktu mendatang, ada baiknya pihak sekolah atau pembina ekstrakulikuler memahami tentang prosedur susur sungai yang aman.
Baca Juga: Ayah Siswa Selamat dari Susur Sungai Maut di Ciamis Bersyukur karena Anaknya Bandel
Berikut prosedur dan tips susur sungai yang aman untuk dilakukan.
1. Pengamatan cuaca dan karakteristik sungai
Menurut Mantan Ketua Divisi Arung Jeram Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gadjah Mada (Mapagama) M Hari Subarkah sebelum melakukan susur sungai penting untuk mengamati kondisi cuaca. Terlebih, apabila susur sungai dilakukan saat musim hujan.
Pengamatan cuaca dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Mulai dari cuaca di hulu, tengah, dan hilir. Paling utama adalah kondisi cuaca di hulu, karena bisa menentukan banjir di tengah serta hilir.
"Pengamatan cuaca harus diperhatikan, termasuk sejarah banjir yang tinggi dan membahayakan yang boleh melakukan hanya yang sudah usia matang paling tidak punya ilmu dasarnya," kata Barkah seperti dilansir Kompas.com, Minggu (17/10/2021).
2. Survei
Dari informasi yang didapat itu pemandu atau pihak sekolah sebagai penyelenggara bisa memetakan daerah mana yang berbahaya.
Daerah yang berbahaya bisa berupa belokan, cekungan, kedung bagian yang dalam, growongan, atau undercut.
Adapun survei dapat dilakukan dua hingga tiga kali disesuaikan dengan materi yang diajarkan.
3. Membuat skenario keamanan
Dalam hal ini menurut Barkah, skenario aman perlu menjadi perhatian utama saat berkegiatan di alam bebas.
Skenario keamanan, yaitu chek point apabila terjadi kecelakaan dan lokasi evakuasi. Hal ini perlu menjadi perhatian karena kegiatan di alam pasti punya risiko.
"Prinsipnya kegiatan yang berisiko, safety first jadi prirotas utama namanya kegiatan di alam bebas punya risiko," papar Barkah.
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Kompas.com