Gebyok, Ikon Rumah Adat Jawa Bernilai Seni dan Bersejarah
Lifestyle | 6 Mei 2020, 23:22 WIBSelanjutnya, Ling Sing atau Kyai Telingsing yang berteman baik dengan Sunan Kudus, yang selanjutnya meneruskan keterampilan ayahnya mengembangkan seni ukir seraya menyebarkan agama Islam di Kudus.
Lalu, Cie Swie Guan, yang mengembangkan seni ukir batu dan membangun Masjid Mantingan di Demak, yang ikut mendasari ornamen gebyok dalam sebuah bangunan.
Serta, seorang tokoh yang disebut pengikut dari Pangeran Diponegoro, yaitu Rogomoyo, yang meneruskan keterampilan seni ukir dan pertukangan di Desa Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah.
Baca Juga: Travel Gelap Angkut Pemudik Asal Jakarta Pakai Jalan Tikus
Seiring perkembangan jaman, gebyok dan Rumah Adat Kudus atau RAK mengalami kemunduran dalam hal keberadaannya hingga terancam punah.
Rumah Adat Kudus yang masih ada saat ini sangat memprihatinkan dan jumlahnya tinggal beberapa unit saja.
Selebihnya, banyak yang sudah diperjualbelikan, baik secara utuh sebagai RAK maupun parsial dalam bentuk sebuah gebyok, hingga ke luar negeri.
Padahal, gebyok sebagai bagian inherennya, tak terpisahkan dengan RAK.
Dengan demikian, RAK berikut dengan gebyok, yang memiliki sejarah panjang sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, tentu harus dijaga dan dilestarikan.
Bukan hanya secara fisik bangunan, tetapi juga keahlian pertukangannya.
Penulis : Christandi-Dimas
Sumber : Kompas TV