Bentara Budaya Yogyakarta Gelar Pameran Seni Rupa "Tarik Tambang"
Seni budaya | 28 September 2024, 00:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - "Tarik Tambang" kita kenal sebagai permainan yang biasanya memeriahkan perayaan HUT RI 17 Agustus. Kelompok yang berhadapan saling tarik-menarik sampai salah satunya menang.
Mengambil semangat 17-an, Bentara Budaya Yogyakarta menggelar pameran seni rupa dengan tema ‘Tarik Tambang’ pada Kamis (26/9) dan beralngsung hingga 4 Oktober 2024 yang dimulai pada pukul 10.000 WIB.
Sebuah Perayaan, momen kemerdekaan menjadi salah satu peristiwa bersejarah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bukan hal yang mudah bagi bangsa Indonesia agar terlepas dari cengkraman dan bayang-bayang penjajahan.
Maka dari itu, sebuah perayaan yang setiap tahunnya diadakan menjadi sebuah peringatan kemenangan yang patut dirayakan dengan berbagai kemeriahan tersendiri, salah satunya adalah tarik tambang.
Baca Juga: Otto Hasibuan Keberatan Terkait Pakaian Jaksa di Sidang PK Terpidana Kasus Vina Cirebon
Meski dapat ditemukan dalam berbagai hal, tarik tambang sudah melekat menjadi sebuah atraksi yang menghiasi perayaan 17 Agustus-an, peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Idiom ‘tarik-menarik’ juga sering kita dengar dalam banyak kesempatan. Tarik-menarik kesempatan maupun tarik-menarik kepentingan. Dan dalam konteks kehidupan kontemporer, kita menemukan korelasi kata ini dalam banyak situasi.
Tarik tambang merupakan olahraga yang membutuhkan lebih dari 2 orang dan dikategorikan menjadi olahraga tim, meski pada saat ini tarik tambang sebenarnya kurang tepat disebut olahraga, karena lebih pas jika dikategorikan sebagai hiburan.
Sebagai hiburan, tarik tambang adalah atraksi tradisional yang setiap tahun diadakan hampir di semua desa atau kampung, lebih-lebih di Jawa. Peserta yang diikutsertakan juga tidak pandang bulu, dapat digolongkan tarik tambang untuk ibu-ibu dan perempuan, atau tarik tambang untuk bapak-bapak dan kaum laki-laki.
Acara ini tidak mengunggulkan kemenangan di atas kekalahan, karena pasalnya tim yang kalah pun bisa tertawa. Maklum, ini bukan olahraga tapi kegembiraan menyambut sebuah kemerdekaan. Hadiah yang ditawarkan pun tak kala tidak seberapa, yang terpenting guyub dan dapat tertawa bersama-sama.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV